Kopi Tahu di Depan Radio Barometer 95,1 FM

berita | 22/03/2017

Kisah dari segelas kopi yang kembali dipertemukan dengan tahu pada suasana malam Kota Kediri yang sejuk. Pertemuan inilah yang memberikan semangat warga Kelurahan Pocanan dalam berbincang ringan bersama Mas Abu, Walikota Kediri, Kopi Tahu namanya. Agenda kali ini bertempat di depan Radio Barometer FM Kediri, radio resmi Pemerintah Kota Kediri yang terletak di kawasan GNI Kota Kediri, Rabu (22/3).

Dalam bincang ringan itu, Mas Abu menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Kediri bersama masyarakat harus menyatukan persepsi untuk menangani apa-apa saja yang menjadi permasalahan yang ada di Kota Kediri. "Alhamdulillah Kopi Tahu yang sudah berjalan saat ini telah memunculkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat," ujar Mas Abu.
Dalam Kopi Tahu Pocanan, satu persatu warga mendapatkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan Mas Abu secara langsung menanggapi pertanyaan yang diajukan. Dan Rudy, Ketua RW 2 Kelurahan Pocanan menjadi penanya pertama pada malam ini. “Pak Abu, sebelum saya bertanya, saya ingin menyampaikan kalau di RW 2 insyaAllah bulan depan akan ada English Massive yang pertama kali di Kelurahan Pocanan untuk RT-RT kami. Satu lagi Pak Abu, disini itu ada Balai milik Kelurahan tapi kondisinya rusak berat. Mohon direhap agar dapat digunakan oleh warga,” ujar Rudy.

English Massive, lanjut Mas Abu, di setiap RW itu harus ada. Untuk Pocanan, jika ada yang masih belum terdaftar, segera daftarkan agar semua RW ada. Silahkan disediakan tempatnya, nanti Dinas Pendidikan yang akan mengirimkan tutornya. “Saat ini kita tengah menghadapi persaingan antara masyarakat ekonomi asean, jadi kita harus memiliki nilai kompetitif dan kemampuan berbahasa inggris itu adalah dasarnya. Ayo belajar bersama-sama agar komunikasi kita dalam bahasa inggris menjadi semakin baik,” ujar Walikota berlatarbelakang pengusaha tersebut.
Sedangkan untuk balai Kelurahan, Mas Abu meminta PU untuk menganggarkan pembangunan 2 lantai. “Kalau tidak bisa dianggarkan 2018, anggarkan di tahun 2019. Yang penting 2 lantai agar dapat digunakan warga secara maksimal. Karena di Kota Kediri itu lahannya tidak banyak dan rugi jika hanya membangun 1 lantai saja. Dan insyaAllah kedepan GNI juga akan dibangun ulang menjadi 4 lantai yang bisa digunakan untuk kegiatan kepemudaan dan masyarakat kota kediri,” ungkap Mas Abu.
Selain itu, Siti Aisyah warga RT 3 RW 1 yang juga menjabat sebagai Ketua Pokja 3 Karang Kitri Pocanan meminta kepada Mas Abu untuk warga Kelurahan Pocanan diberikan tempat menanam tanaman toga di sekitar taman yang ada di bantaran sungai brantas. Secara langsung, Mas Abu menyikapi pertanyaan tersebut. Untuk penggunaan bantaran sungai brantas saat ini tengah dalam proses perizinan ke Kementerian PU. “Ini kita masih dalam proses izin untuk penggunaan bantaran sungai sebagai taman rekreasi untuk keluarga ataupun aktivitas olahraga warga. Semoga bisa segera terealisasi untuk tamannya. Dan jika sudah, warga yang ingin menanam toga silahkan tapi harus terorganisir lokasi menanamnya,” ujar Mas Abu.

Dalam acara yang sama, Ketua RT 3 RW 2 Susilo meminta kepada Mas Abu untuk proses penggantian trotoar yang dilaksanakan tahun 2012 dari sekitar jl Brawijaya hingga Basuki Rahmat itu trotoar yang diganti keramik untuk diteruskan. “Dulu saya senang ada penggantian keramik, tapi pas tinggal 50 meter saja dari gang kami kok tiba-tiba berhenti dan tidak dilanjutkan lagi. Mohon untuk dilanjutkan. Dan untuk pertokoan yang di utara jembatan brawijaya itu kan sudah dibongkar, mohon dalam proses menunggu ijin yang bantaran brantas itu, sisa sisa pembongkaran pertokoan bisa dibersihkan,” ujar susilo.
Mas Abu menyikapi hal tersebut menginginkan jika memang diinginkan untuk pembangunan trotoar, trotoarnya harus flat. “Trotoar itu harus flat, tidak boleh naik turun. Kalau memang menginginkan, nanti pihak PU bisa merencanakan untuk pembangunan trotoar. Untuk sisa-sisa pembongkaran pertokoan, nanti PU tolong ditindaklanjuti,” ungkap Mas Abu.