Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2021 di Ruang Joyoboyo, Rabu (25/8) secara virtual. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo dan diikuti oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Agung Firman Sampurna, serta para kepala daerah dan jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Indonesia.
Selesai mengikuti Rakornas, Wali Kota Kediri langsung mengadakan rapat internal bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri. Wali Kota Kediri mengajak TPID dan Kepala OPD terkait untuk bersinergi dan memikirkan strategi ke depan dalam upaya menumbuhkan perekonomian menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir. Selain itu, Wali Kota Kediri beraharap ada masukan dan saran yang diberikan BPS, BI dan OJK agar perencanaan Pemerintah Kota Kediri nantinya bisa benar-benar tepat sasaran dan bisa diaplikasikan di tahun 2022. “Kalau pandemi tidak bisa selesai dalam kurun waktu satu, dua bahkan mungkin beberapa tahun maka kita butuh grand strategi yang harus bisa memotret secara holistik terkait dengan pertumbuhan ekonomi ke depan. Setelah kita dapatkan itu, kita harus menjadikan rencana itu masuk di dalam APBD jadi rencana kita ke depan sehingga ke depan kita bisa punya penyangga ekonomi,” terangnya.
Wali Kota Kediri melanjutkan, beberapa arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Rakornas juga telah dilakukan Pemerintah Kota Kediri dimana UMKM Kota Kediri sudah didorong ke digitalisasi. “Selain pertanian, tadi juga disebutkan oleh Pak Presiden terkait UMKM dan itu sudah kita lakukan. UMKM sudah kita dorong ke digitalisasi dan masuk ke marketplace karena memang peluangnya disana masih besar,” jelasnya.
Beberapa arahan yang ditekankan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2021 diantaranya, menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang-barang utama; TPIP dan TPID tidak hanya fokus mengendalikan inflasi dan deflasi tapi juga harus pro aktif mendorong sektor ekonomi; serta meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian di masa pandemi saat ini karena sektor pertanian menjadi sektor unggulan.
Terkait inflasi, Presiden Joko Widodo mengungkapkan perekonomian di Indonesia semakin baik dengan tingkat inflasi yang masih terkendali meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid-19 dan ini patut disyukuri. Di kuartal kedua tahun 2021 perekonomian Indonesia mampu tumbuh 7,07 persen (year-on-year/YoY) dengan tingkat inflasi nasional yang terkendali di angka 1,52 persen (YoY). Angka inflasi tersebut masih jauh di bawah target inflasi tahun 2021, yaitu sebesar tiga persen. Lebih lanjut Presiden Joko Widodo mengingatkan agar seluruh jajaran tetap waspada dan berhati-hati dalam mengatur keseimbangan antara upaya penganganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi di kuartal 3 tahun 2021 ini. “Tetap harus hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, mengatur rem dan gas. Penyebaran Covid-19 harus bisa kita kendalikan dan masyarakat yang rentan harus bisa kita lindungi. Daya beli masyarakat harus ditingkatkan yang akan mendorong sisi demand atau sisi permintaan serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hadir pula dalam kegiatan tersebut Kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto dan Kepala BPS Kota Kediri Lilik Wibawati.