Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Dapat dilihat sampai dengan hari ini batik mampu bertahan. Untuk terus mempertahankan eksistensi batik, berbagai upaya telah dilakukan Dekranasda Kota Kediri. Tak berhenti hanya mempertahankan namun juga mengembangkan salah satu wastra Nusantara di Kota Kediri ini.
Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar mengatakan Dekranasda memiliki beberapa program untuk terus menjaga eksistensi dan mengembangkan produk lokal Kota Kediri salah satunya batik. Mulai dari fasilitasi pameran, workshop, hingga fasilitasi digital marketing. Pada tahun 2020 Dekranasda Kota Kediri telah berpartisipasi pada Pameran Gelar Kriya Dekranasda Jatim, memberikan fasilitasi promosi di media sosial bagi perajin batik, serta bekerjasama dengan Pemprov Jatim dan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian memberikan fasilitasi sertifikasi Batikmark gratis. Lalu pada tahun 2021 diadakan workshop Penulisan Konten Kreatif bagi usaha kriya termasuk batik dan penyelenggaraan Batik Corner di Ketos dalam rangka Hari Batik Nasional.
Bunda Fey mengungkapkan bila melihat pengrajin-pengrajin batik di Kota Kediri ini masih terus eksis dan konsisten. Di era seperti sekarang Dekranasda juga mendorong pengrajin batik untuk memasarkan secara online. “Kalau tidak seperti itu mereka akan ketinggalan. Sejauh ini Dekranasda bersama Pemerintah Kota Kediri kita selalu support teman-teman UMKM termasuk pengrajin batik. Kita juga datangkan desainer nasional agar motif-motif batik di Kota Kediri ini berkembang dan up to date,” ujarnya.
Istri Wali Kota Kediri menambahkan wujud nyata yang telah dilakukan untuk terus mempertahankan eksistensi batik adalah mewajibkan pegawai memakai kain tradisional daerah termasuk batik. Generasi muda juga terus didorong untuk bangga menggunakan batik, karena batik bisa dipadukan dengan berbagai gaya. “Mudah-mudahan batik kita makin lestari dan banyak anak-anak muda mau menghargai karya-karya tangan pengrajin batik. Tidak melulu melirik fashion yang kekinian dan produk industri saja. Batik kan juga soal budaya, banyak cerita dan falsafah yang harus terus kita lestarikan. Kalau dari muda sudah diperkenalkan sampai tua bisa mencintai budayanya sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengharapkan melalui peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober ini, masyarakat Kota Kediri semakin bangga untuk menggunakan produk lokal Kota Kediri salah satunya batik. Dengan menggunakan produk batik Kota Kediri, maka permintaan akan produk batik ini terus meningkat. “Kami InsyaAllah akan memfasilitasi agar batik ini bisa terus digunkan. Seperti keseharian saya sering sekali menggunakan kain lokal Kediri. Kalau kita menggunakan maka kita akan terus membeli produk itu. Nah tentu kalau kita membeli produk itu maka si pengrajinnya pun akan mendapat multiplier effect ekonominya,” harapnya.