Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membuka Webinar Literasi Transformasi Pustakawan Dalam Pingit Pandemi, Senin (4/10) di SD Plus Rahmat. Webinar tersebut diikuti pustakawan, guru dan Kepala Sekolah dari berbagai jenjang pendidikan mulai SD hingga SMA/SMK di Kota Kediri dan sekitarnya. Para peserta mengikuti webinar melalui zoom meeting dan live streaming di channel YouTube SD Plus Rahmat.
Wali Kota Kediri mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda hampir dua tahun sehingga berdampak pada semua sektor. Tidak hanya sektor kesehatan dan ekonomi, namun juga mengubah pola pembelajaran baik untuk siswa, guru maupun orang tua. Dampak paling besar dirasakan oleh siswa yang tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan terbatasnya waktu pembelajaran. “Anak-anak kurang optimal dalam memanfaatkan waktu luangnya. Mereka lebih suka berinteraksi dengan gadget. Padahal mereka harusnya bisa berlama-lama menjelajahi dunia dengan membaca buku,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 juga membuat akses ke perpustakaan dibatasi padahal fungsinya sangat penting sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi dan rekreasi. Untuk itu, menurut Wali Kota Kediri perpustakaan harus adaptif di mana gaya hidup masyarakat saat ini mulai berubah dan serba digital. Seperti halnya koran dan majalah yang banyak beralih ke media online, begitupun dengan buku. Saat ini banyak aplikasi yang menyediakan layanan bacaan dengan format e-book seperti Wattpad, Libby, Google play books, dll. “Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan sudah memberikan layanan digital. Masyarakat bisa mengakses layanan perpustakaan daerah, menggunakan aplikasi e-pusda Kota Kediri yang bisa diunduh melalui smartphone,” jelasnya.
Wali Kota Kediri melanjutkan, berdasarkan kajian indeks minat baca tahun 2019, minat baca masyarakat Kota Kediri tergolong dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 83,9% . Selanjutnya hasil survei indeks minat baca tahun 2020 saat pandemi menunjukkan penurunan yaitu sebesar 73,3% yang masuk dalam kategori tinggi. Depresiasi sebesar 10,6% ini menunjukkan pengaruh pandemi Covid-19 terhadap minat baca masyarakat. “Dalam survei juga didapatkan data pada dimensi alternatif sebesar 86,7% (sangat tinggi) yang diketahui bahwa masyarakat lebih banyak menggunakan gadget sebagai alternatif sarana membaca,” ungkapnya.
Di samping itu, ada dimensi yang menurut Wali Kota Kediri perlu mendapat perhatian lebih. Yaitu dimensi akses dan budaya yang masing-masing masuk dalam kategori sedang. Inilah yang menjadi tanggung jawab bersama untuk mendorong literasi dan menumbuhkan minat baca masyarakat. Pemerintah Kota Kediri pun mendukung penuh aktivitas taman baca yang diinisiasi oleh masyarakat. Melalui Prodamas, Pemkot Kediri memberikan kesempatan masing-masing RT untuk mengajukan usulan pengadaan sarana dan prasarana taman baca di lingkungannya. “Saya juga mengajak orang tua, guru dan komunitas literasi untuk menggencarkan aktivitas membaca mulai dari lingkungan rumah. Sehingga membaca buku bisa menjadi suatu kebiasaan sehari-hari,” tandasnya.
Adapun sebagai narasumber dalam webinar tersebut adalah Santoso Mahargono Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Kota Malang serta Muhammad Hamim Ketua Komunitas Slims Senayan Library Management System Kediri Raya.