Bertepatan dengan momen Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57, Ikatan Bidan Indonesia Kota Kediri berkomitmen untuk menekan angka stunting di Kota Kediri. Tidak hanya itu, mereka juga berupaya untuk meminimalisir angka kematian ibu dan anak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Darmining, ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Kediri. Ditemui pasca melaksanakan upacara HKN ke-57 di halaman balaikota Kediri, ia mengutarakan bahwa pihaknya saat ini tengah mempersiapkan 221 bidan untuk membantu percepatan penurunan angka stunting di Kota Kediri.
“Kami bekerjasama dengan BKKBN dan Dinas Kesehatan Kota Kediri mengerahkan total 221 bidan yang nantinya akan bertugas di masing-masing kelurahan memberikan pendampingan mulai dari remaja, ibu hamil, melahirkan hingga balita,”ungkapnya, Jum’at (12/11).
Darmining menambahkan bahwa nantinya para bidan tersebut akan berkoordinasi dengan puskemas di masing-masing wilayah. Koordinasi dan sinergi tersebut sebagai langkah untuk memantau perkembangan kasus stunting, kematian ibu dan bayi di Kota Kediri.
“Kami sangat berharap semoga dengan upaya ini, seperti apa yang disampaikan oleh pak Walikota Kediri tadi, kita dapat terus menekan angka kasus stunting, kematian ibu dan bayi bahkan hingga zero cases,”imbuhnya dengan mantap.
Diakhir wawancara, Darmining mengungkapkan bahwa mulai minggu depan pihaknya akan melakukan pelatihan disetiap kelurahan. “Tanggal 16 November minggu depan kami akan melakukan pelatihan bersama dengan tim-tim disetiap kelurahan berkenaan dengan antisipasi stunting dan pendampingan ibu hamil serta remaja,”pungkasnya.
Menanggapi hal ini Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Kediri. “Ini adalah bentuk sinergi yang bagus antara Pemerintah Kota Kediri dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Kediri, bertepatan dengan semangat HKN ke-57 ini semoga ikhtiar yang digagas dapat memberikan dampak yang maksimal,”terangnya, Jum’at (12/11).
Fauzan menambahkan, meski di Kota Kediri angka stunting tergolong rendah, angka kematian ibu dan bayi termasuk dalam golongan terbawah se-Provinsi Jawa Timur, namun upaya-upaya seperti itu perlu tetap dilakukan sebagai langkah antisipastif.
“Awal tahun 2019 pemerintah pusat mencanangkan untuk pencegahan dan penanggulangan stunting khusus di daerah-daerah yang stuntingnya diatas 30 persen sedangkan Kota Kediri ada dibawah itu (16%). Namun di tahun 2021, karena stunting ini menjadi program prioritas Kementrian kesehatan dan pemerintah pusat maka semua kabupaten/kota, harus mengantisipasi pencegahan dan penanganan stunting,” jelasnya pasca ditemui setelah jalannya upacara.
Sementara itu pihaknya juga mengatakan, bahwa Dinas Kesehatan Kota Kediri juga telah menyiapkan sejumlah program untuk mengantisipasi hal tersebut. “Beberapa program yang kami lakukan diantaranya Gemakiba (Gerakan Masyarakat Mencegah Kematian Ibu dan Bayi) yang sudah berjalan hampirr 10 tahun, program donor para calon ibu melahirkan , edukasi AMC kepada ibu hamil, dan program-program lain yang tujuannya untuk menekan angka stunting, kematian ibu dan bayi,”pungkasnya.
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri)