Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar membagikan pengalaman pemanfaatan strategi digitalisasi di Kota Kediri, Kamis (25/11). Hal tersebut dibagikannya dalam Economic Outlook 2022 yang mengambil tema Momentum Ekspansi Ekonomi Digital. Selain Wali Kota Kediri ada juga beberapa narasumber lain. Seperti, CEO Ajaib Group Anderson Sumali, CEO Anteraja Suyanto Tjoeng, CEO Lamudi.co.id Mart Polman, Co-Founder dan COO Xendit Tesa Wijaya.
Pemerintah Kota Kediri mendorong UMKM Kota Kediri untuk go digital dengan memasuki dunia marketplace. Ada beberapa sebab mengapa digitalisasi ekonomi harus dilakukan. Seperti pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan PPKM membuat digitalisasi ekonomi berjalan cepat. Lalu jumlah pengguna internet dan media sosial yang meningkat. Tak hanya itu, Kota Kediri juga memiliki potensi bonus demografi, sebagai hub di Jawa Timur bagian barat, serta sebagai kota pendidikan, perdagangan, dan jasa. “Pemerintah Kota Kediri yang mewakili APEKSI bidang ekonomi. Merasa bahwa pemerintah kota sudah saatnya untuk melakukan transformasi juga terhadap digitalisasi ekonomi. Termasuk juga kebijakan Bapak Presiden Republik Indonesia juga mendorong semua UMKM harus go to digital karena kalau kita lihat marketplace lebih menjanjikan daripada kita harus menjual di kotanya sendiri atau ikut pameran di kota sebelah,” ujar Wali Kota Kediri.
Kota Kediri juga memiliki layanan digital. Mulai dari layanan E-BPHTB, Kediri Single Window for Investment atau yang saat ini disebut One Single Submission (OSS), dan Uji KIR dengan virtual account. Lalu Kota Kediri juga menggunakan QRIS di Pasar Tradisional dan UMKM. Kota Kediri juga melakukan kerjasama dengan marketplace, virtual expo, dan Jatim Bejo. “Tadinya mungkin UMKM-UMKM ini kurang yakin mereka bisa jualan di marketplace. Tapi ternyata ketika kita dekatkan responnya sangat bagus. Kita ikut menginisiasi membuat rumah kurasi. Banyak UMKM yang punya product tapi packagingnya kurang bagus dan itu kita kurasi. Hasilnya sekarang UMKM berubah jadi lebih bagus,” jelasnya.
Wali Kota Kediri menambahkan ada empat level on boarding UMKM Kota Kediri. Level 1 atau potensial meliputi pengembangan usaha, pelatihan olahan produk atau diversifikasi produk, dan pelatihan wirausaha baru. Level 2 atau sukses meliputi pasar secara online dan akses pembiayaan, permodalan KURNIA, dan pelatihan foto produk. Level 3 atau sukses digital meliputi akses pembiayaan, dan pelatihan manajemen keuangan dengan Credibook. Level 4 atau potensi ekspor meliputi kurasi produk UMKM dan fasilitasi ekspor bersama KADIN. Saat ini manfaat dari digitalisasi sudah dirasakan di Kota Kediri. “Kita bisa lihat konsumen di Kota Kediri semakin banyak belanja secara daring dari rumah dan semakin banyak UMKM yang on boarding di beberapa platform digital. Jumlah transaksi terjadi peningkatan dua kali lipat bahkan lebih,” imbuhnya.
Pemerintah Kota Kediri juga menggencarkan sharing program dalam APEKSI. Sebab strategi dari berbagai kota yang memfasilitasi digitalisasi UMKM sangat banyak. Langkah-langkah APEKSI dalam melakukan terobsan yang baik juga terus berjalan. APEKSI juga terus mendorong adanya knowledge transfer dan policy transfer, daerah-daerah yang sukses menjalankan digitalisasi juga sharing dengan daerah lain. “Nah pemerintah daerah disini didorong pemerintah pusat untuk menjadi fasilitator perekonomian,” pungkasnya.