Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi pemberian label Kampung Keren Harmoni Betta (Cupang) bagi Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Karena faktanya, selama pandemi Covid-19 pada 2020 omset penjualan ikan cupang meningkat hingga 300 persen. Data tersebut terungkap saat Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri memberikan pelatihan digital marketing bagi petani ikan cupang dengan menggandeng TernakIDE Management di Balai Kelurahan Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Kamis (2/12).
"Secara jalur penjualan tradisional, selama ini petani cupang di Kota Kediri menjual benih berusia 1 bulan kepada petani di Tulungagung untuk dibesarkan dan dijual kembali. Karena di Tulungagung pakan untuk membesarkan benih cupang lebih murah, petani di sana mencari cacing sutera sendiri", kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kamis (2/12).
"Kolaborasi dengan petani Tulungagung ini menurut saya tidak masalah, karena memang di Kelurahan Ketami ini unggul dalam pembenihan, kualitas air dan lingkungannya sangat mendukung untuk budidaya benih ikan cupang", Abdullah Abu Bakar menambahkan.
Menurut Wali Kota Kediri, selama pandemi ternyata ada peningkatan penjualan. Itu merupaka peluang untuk petani cupang memanfaatkan platform digital agar bisa mendapatkan harga yang kompetitif. Jadi tidak mengurangi suplai benih ke Tulungagung dan daerah lain yang menyerap. “Tapi jika petani ingin membesarkan sendiri cupangnya bisa mendapatkan harga yang lebih bagus dengan melakukan promosi di media sosial dan berjualan di marketplace", jelas wali kota.
Di tempat terpisah, Kepala Disbudparpora Kota Kediri Zachrie Ahmad menambahkan pelatihan ini dalam rangka membuka pasar baru bagi petani cupang, juga pengembangan Ketami menjadi desa wisata.
"Katakanlah pembeli yang partai besar untuk benih sudah ada, kan tidak ada salahnya menambah peluang berjualan di platform digital. Apalagi dengan status Kampung Keren, Kelurahan Ketami juga menjadi destinasi wisata. Harapannya dengan berpromosi di media sosial, daerah lain bisa berwisata edukasi untuk belajar budidaya ikan cupang di sini", kata Zachrie.
Zachrie menambahkan melalui medsos petani bisa bercerita apa keunggulan sistem pertanian cupang di Kota Kediri. Bagaimana Kelurahan Ketami bisa melahirkan cupang-cupang kualitas kontes. “Nanti ke depan orang sudah tidak berhitung atau mencari cupang yang murah lagi, karena mereka membeli kualitas dari produk cupang Ketami" harap Zachrie.
Salah satu peserta, Waluyo yang telah bertani cupang sejak 1998 mengaku ia bisa menjual ikan cupang mulai ratusan hingga Rp 1 juta per ekor untuk jenis Giant. "Karena yang saya jual kualitas kontes, itu meningkat pesat hingga 300 persen saat pandemi covid-19 pada 2020 kemarin" jelas Waluyo.
Waluyo menambahkan, pada 2021 ini penjualan ikan cupang di Kelurahan Ketami sudah mulai kembali normal seperti sebelum pandemi. Maka ia dan teman-teman sesama petani cupang antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini. Ia menjadi salah satu peserta yang ikut praktek memotret ikan cupang agar menarik diposting di media sosial.
Waluyo sendiri saat ini memiliki lebih dari 50 ribu ikan cupang yang siap jual, dan penghasilannya berkisar 20 juta per bulan.
"Kalau pembelian benih dari Tulungagung itu sudah pasti, karena mereka tidak bisa memisahkan sendiri benih ikan, kondisi airnya tidak memungkinkan benih cupang hidup, maka lebih baik mereka beli dari sini. Tapi, kami juga punya ikan cupang yang siap jual ke pembeli rumahan secara langsung, tidak melalu reseller. Jadi pelatihan seperti ini sangat kami butuhkan agar bisa lebih bagus promosinya sehingga customer bisa beli langsung ke kami", harap Waluyo.