Aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri terus dikenalkan pada masyarakat. Aplikasi ini dibuat sebagai upaya mengatasi masalah sampah di Kota Kediri. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengenalkan aplikasi ini adalah melalui pertemuan warga.
“Selain edukasi dilakukan di pertemuan rutin bank sampah juga kita lakukan di pertemuan RT dan RW. Jadi setiap ada pertemuan kami kenalkan aplikasi ini. Informasi apa saja yang ada di aplikasi ini kita jelaskan. Seperti misalnya harga jenis setiap sampah yang harganya fluktuatif. Jadi nasabah tahu ketika akan menjual sampah nilanya berapa,” ujar Ulya Ketua Bank Sampah Dewi Sekartaji Kelurahan Mojoroto.
Ulya menambahkan tak hanya turut membantu mengurangi volume sampah, menjadi nasabah di bank sampah juga memiliki keuntungan lain karena sampah yang disetorkan memiliki nilai ekonomis. Nantinya hasil dari penjualan sampah ini berupa tabungan nasabah. “Ada nasabah yang mengambil tabungannya langsung namun ada juga yang tabungannya diambil menjelang lebaran. Ada juga yang minta berupa sembako. Tinggal klik saja di aplikasi nasabah bisa tahu saldonya. Saat ini sudah ada sekitar 85 nasabah di Bank Sampah Dewi Sekartaji,” imbuhnya.
Sampah yang terkumpul dari nasabah ini tidak hanya dijual tapi juga dijadikan sebuah karya. Sehingga nilai ekonominya bisa lebih tunggi lagi. Setiap hari Sabtu, tak hanya dilakukan penimbangan dan pemilahan namun juga berkarya. Sudah banyak karya yang dihasilkan oleh bank sampah yang sudah berdiri sejak tahun 2014 ini. Seperti tikar plastik hingga bantal cacah. “Alhamdulillah dari beberapa karya yang kita buat ini banyak yang terjual. Kita memasarkannya melalui offline dan online. Seperti bantal cacah yang kita buat ini banyak diminati sehingga banyak pesanan yang masuk,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini dibutuhkan suatu terobosan salah satunya melalui aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri. Abdullah Abu Bakar mendorong masyarakat untuk menggunakan aplikasi E-Bank Sampah Kota Kediri untuk manajemen pengurangan sampah agar tidak seluruh sampah dibawa ke TPA, karena setiap hari ada 140-150 ton sampah di kota ini. Permasalahan sampah ini harus diselesaikan bersama-sama tidak bisa hanya pemerintah saja.
“Bank sampah di Kota Kediri ini banyak. Tentu dengan adanya aplikasi ini membantu bank sampah ini. Harapannya semakin banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi ini. Aplikasi yang dibuat oleh mahasiswa Magang Merdeka Kemenristekdikti batch #1 ini masih versi Beta, kelak akan disempurnakan oleh batch #2 dan siap kami dorong untuk diaplikasikan secara massal. Ini adalah bentuk dari pelaksanaan smart city - smart environment menuju Kota Kediri Zero Waste City, ”ungkapnya, Sabtu (5/2).