Pemerintah Kota Kediri bekerjasama dengan lembaga Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) dalam tata kelola sampah untuk menuju Zero Waste City. Perlu diketahui, limbah sampah di Kota Kediri mencapai 140 ton - 150 ton per hari dan seluruhnya dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Bedanya penanganan sampah konvensional dengan konsep zero waste ini mendorong pengelolaan sampah secara desentralisasi atau tidak terpusat di TPA, sudah ada pemanfaatan dan pemilahan sampah ditingkat paling bawah. Sampah yang bisa dijual disetor ke bank sampah, kami sudah siapkan aplikasinya”, jelas Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kamis (10/2).
“Bahkan sampah organik seperti dedaunan dan limbah sayuran faktanya juga bisa dimanfaatkan menjadi makanan ternak. Konsep ini akan mengurangi jumlah sampah yang akan dikirim ke TPA. Juga mencegah masyarakat buang sampah sembarangan, apalagi ke sungai, itu tidak boleh terjadi lagi”, tambah Abdullah Abu Bakar.
“Zero waste city ini juga dilakukan di level global, Kota Kediri berkomitmen untuk mendukung penuh dan saya berharap semua warga juga mendukung. Kita ini dilintasi oleh sungai besar, Sungai Brantas, jangan sampai limbah sampah kita mencemari sungai lagi”, harap Wali Kota.
Daru Setyorini, Program Leader Zero Waste Cities mengatakan telah dua bulan timnya berada di Kota Kediri, tepatnya di Kelurahan Tempurejo yang menjadi proyek percontohan awal hingga kelak akan diaplikasikan ke kelurahan-kelurahan lain di Kota Kediri.
“Kota Kediri kami harapkan menjadi contoh kota yang mau menerapkan konsep zero waste city. ECOTON akan mendampingi selama 4 bulan, mulai peningkatan kapasitas petugas di tempat pengolahan sampah sementara (TPS3), sinergi dengan kelurahan, hingga edukasi masyarakat. Kami berharap bapak wali kota dan ibu wali kota ikut terlibat mendorong program ini”, terang Daru Setyorini.
“Untuk mendorong awareness, kami pada 21 Februari akan menggelar pameran Brantas Xoxo, isinya ada instalasi botol plastik, booth mikroplastik dan pengecekan kualitas air untuk publik, booth zero waste cities, Pokka Store, pameran foto tentang limbah sungai, berbagai program diskusi dan juga instalasi pohon harapan”, tutup Daru.