Sampah menjadi permasalahan pelik di perkotaan. Seluruh komponen masyarakat perlu terus menerus berupaya menanggulangi persoalan sampah. Hal ini bisa dimulai dengan memilah sampah dari rumah dan mengurangi sampah sekali pakai.
Ketua TP PKK Kota Kediri sekaligus istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah sekali pakai. Hal tersebut bisa dimulai dengan mengubah kebiasaan kita. Seperti membawa tas atau kantong belanja sendiri saat ke pasar dan tidak lagi menggunakan sedotan plastik. “Coba main ke Klotok dan lihat berapa tahun lagi TPA bisa menampung sampah yang kita hasilkan. Kita harus mengurangi sampah ini. Bisa dimulai dari kebiasaan yang kita lakukan,” ujarnya, Senin (14/2).
Selanjutnya, masyarakat juga harus mulai memilah sampah dari rumah. Dimana sampah organik yang dihasilkan rumah tangga dapat dijadikan kompos. Seperti yang dilakukan oleh Ecoton dan Ekolink warga Desa Tempurejo melakukan pelatihan pengomposan organik skala rumah tangga, Minggu (13/2).
"Saya sangat mendukung kegiatan zero waste di Tempurejo ini ya, saya juga menekankan pada warga untuk memilah sampah dari rumah, saya pun sudah memulainya sejak 4 tahun yang lalu bahkan sekarang saya sudah meninggalkan pembalut sekali pakai dan beralih ke yang bisa berkelanjutan" ujarnya.
Pada pelatihan pengomposan sampah organik, pertama mengenalkan tanah dikota Kediri yang subur dan tidak subur lalu dibuat perbandingan apakah memiliki dampak bagi tanaman, lalu cara membuat pupuk kompos organik yang mana dibagi menjadi dua yaitu pupuk cair (mol) dan pupuk padat, bahan untuk membuat pupuk cair adalah bonggol pisang lalu untuk bahan pupuk padat terdiri dari daun kering, sampah dapur, kotoran hewan dan batang pisang.