Egg Roll Jawa atau yang biasa disebut opak gambir, salah satu jajanan tradisional yang masih tetap bertahan di tengah banyaknya jajanan modern yang sedang eksis. Opak gambir yang terbuat dari tepung, gula, telur ini biasa dijadikan oleh-oleh maupun cemilan terlebih saat hari besar keagamaan. Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengunjungi salah satu sentra usaha opak gambir yang berada di daerah Kedung Sentul Kelurahan Bujel Kota Kediri, Selasa (15/2) sebagai upaya mengenalkan dan menjaga eksistensi opak gambir lebih luas lagi.
Salah satu produsen opak gambir di Kelurahan Bujel adalah Bu Siti. Dalam proses pembuatannya, Bu Siti masih mempertahankan cara tradisional. Adonan opak gambir dituang ke dalam cetakan yang dibuat sendiri lalu dibolak-balik agar matang merata. Setelah adonan matang namun tidak boleh sampai keras, digulung secara manual menggunakan tangan. Uniknya, cara memasak pun masih menggunakan arang sehingga menambah sedap rasa dari opak gambir ini.
Ketua Dekranasda Kota Kediri menuturkan kunjungan ke UMKM opak gambir untuk mengeksplore UMKM yang mungkin banyak orang tidak tahu keberadaannya. Maka pemerintah harus ikut mendorong agar UMKM opak gambir ini tetap eksis dan tidak tergerus oleh zaman. “Kita semua harus tahu dan juga harus peduli terhadap jajanan tradisional. Karena ini saya bilang salah satu warisan budaya yang perlu kita lestarikan, kalau bukan kita lalu siapa lagi,” tambahnya.
UMKM yang memproduksi opak gambir di Kedul Sentul Kelurahan Bujel ini jumlahnya banyak. Menurut istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini, Kedung Sentul bisa dijadikan kampung wisata edukasi opak gambir. Bahkan proses pembuatannya dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai muatan lokal. Para murid bisa berkunjung, melihat langsung proses pembuatan bahkan bisa mencoba langsung cara pembuatannya. “Setelah selesai, nanti mereka juga bisa bawa oleh-oleh opak gambir ini, yang dibeli dari sini. Saya rasa itu akan menjadi sebuah wawasan, wacana baru yang sangat bagus untuk anak-anak,” jelasnya.
Terakhir, Ketua Dekranasda Kota Kediri berpesan produk opak gambir milik Bu Siti ini perlu sentuhan dari para anak muda untuk mengembangkannya. Terlebih perbaikan dari sisi kemasan untuk lebih dipercantik dan juga isinya juga bisa dibuat bervariasi. “Anak-anak muda harus belajar buat jajanan ini atau kalau dari sisi keluarga harus ada yang mau mewarisi. Atau mungkin bisa buka kelas magang, jadi anak SMK bisa magang buat opak gambir ini,” tutupnya.
Pembuatan opak gambir milik Bu Siti ini memang membutuhkan waktu dan perjuangan yang besar. Namun hasil produksi opak gambirnya tidak diragukan lagi. Selain rasanya enak, opak gambir ini juga sangat renyah. Setiap harinya Bu Siti dapat memproduksi kurang lebih 7 kg opak gambir, di mana produksinya dimulai waktu subuh hingga siang sekitar pukul 11.30 WIB. Harga jajanan ini juga terjangkau, 1 kg opak gambir dibandrol harga 40 ribu rupiah.
Bu Siti menjelaskan bahwa opak gambir ini diproduksi sesuai dengan pesanan para pembeli. Mereka biasanya memesan dalam jumlah besar untuk dijual kembali, namun juga ada untuk cemilan sendiri. Opak gambir buatannya ini juga sudah mulai dipesan orang untuk Hari Raya Idul Fitri mendatang. Sehingga pesanan tersebut sudah mulai dibuat sekarang mengingat jajanan ini tahan lama. “Sudah ada yang pesan opak gambir ini untuk Idul Fitri. Pesanan yang masuk kalau di total kurang lebih 1 kwintal opak gambir, makanya ini mulai dibuat,” ujar Bu Siti pemilik usaha opak gambir.