Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama jajarannya terus mengupayakan langkah-langkah percepatan dalam mendistribusikan minyak goreng sawit bagi masyarakat di wilayah Kota Kediri. Hal ini dimaksudkan untuk mengurai problem kelangkaan barang serta memberikan kemudahan mendapatkan minyak goreng sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Setelah sebelumnya menggelar beberapa kali Operasi Pasar, dalam seminggu terakhir Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) mendistribusikan minyak goreng bagi para pedagang di beberapa pasar tradisional. Diantaranya Pasar Bandar, Pahing dan Mrican.
Wali Kota Kediri menyampaikan, pihaknya mengombinasikan metode pendistribusian minyak goreng kepada masyarakat. "Sebelumnya kami telah laksanakan tiga kali operasi pasar dengan target masyarakat umum. Nah, sekarang kami menyasar para pedagang agar stok minyak goreng di pasar-pasar tradisional tersedia," jelas Wali Kota.
Dikatakan Wali Kota Kediri, Pemkot telah menyiapkan 16.000 liter minyak goreng untuk didistribusikan pada bulan Maret ini. Tak lupa, ia juga memberikan perhatian pada minyak goreng curah agar harga jualnya sesuai dengan ketentuan HET. "Saat ini, kami tengah berkoordinasi dengan perusahaan BUMN yang ditunjuk untuk secepatnya menggelar operasi pasar khusus minyak goreng curah di Kediri," imbuh Wali Kota.
Sementara itu, pada Jum'at pagi (4/3) di Pasar Mrican tampak petugas Disperdagin Kota Kediri melaksanakan dropping minyak goreng bagi para pedagang. Tak kurang 50 pedagang pasar mendapatkan minyak goreng merek Fortune kemasan premium dengan harga Rp 13.000/liter yang akan dijual kepada konsumen sesuai HET yang berlaku, yaitu Rp 14.000/liter.
Terpisah, Kepala Disperdagin Kota Kediri Tanto Wijohari menyampaikan bahwa percepatan distribusi ke pasar tradisional ini akan dilaksanakan secara rutin. Pihaknya bekerjasama erat dengan Perumda Pasar Joyoboyo untuk mengidentifikasi pasar yang stoknya menipis. "Paling tidak, dalam seminggu tim kami berkeliling 2 - 3 kali dengan lokasi pasar yang berbeda-beda," jelasnya.
Tak hanya itu, Disperdagin saat ini juga tengah mengupayakan penyediaan barang bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan minyak goreng dalam proses produksinya. "Kami akan kerjasama dengan produsen minyak goreng. Semoga program migor untuk pelaku UMKM pangan dan kuliner ini bisa terlaksana dalam waktu dekat," harap Tanto.
Sebagai catatan, sejak bulan Januari lalu Pemkot Kediri telah menggelontorkan 17.000 liter minyak goreng melalui operasi pasar bagi masyarakat. Bersama dengan Satgas Pangan Polres Kediri Kota, pengawasan dan komunikasi dengan distributor lokal pun terus dilakukan untuk memastikan percepatan penyaluran barang kepada para pelanggan. Sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi penimbunan minyak goreng di wilayah Kota Kediri.