Menurut Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP), setiap harinya Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Klotok menerima 140 ton sampah, baik itu sampah organik maupun unorganik. "Jumlah sampah ini bisa semakin meningkat setiap tahunnya. Mau tidak mau kita dipaksa untuk beradaptasi dengan mengubah gaya hidup untuk meminimalisir sampah," ujarnya.
Bunda Fey sapaan akrab Ketua TP PKK Kota Kediri juga menuturkan bahwa untuk meminimalisir sampah memang tidak mudah dan membutuhkan usaha yang cukup besar. "Untuk mengawalinya mungkin memang sulit, tapi jika kita berhasil melakukannya akan ada kepuasan tersendiri pada diri kita. Nantinya hal itu akan menjadi kebiasaan dan bisa ditularkan pada lingkungan sekitar," ujarnya
Besarnya pasokan sampah ke TPA yang mencapai 140 ton per hari menjadi inspirasi TP PKK Kota Kediri untuk mengangkat tema " Kota Sehat Tanpa Sampah" dalam sosialisasi yang diselenggarakan tadi pagi, Selasa (7/6) di Taman Brantas. Sosialisasi diikuti Kader Pokja 3 Kecamatan dan penggiat bank sampah di Kota Kediri.
Hingga saat ini sampah masih menjadi permasalah klasik di setiap daerah. Di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan sampah tahun ini mencapai 67,8 juta ton. Jumlah tersebut bisa terus bertambah setiap tahunnya jika mainset masyarakat masih bertumpu pada kumpul, angkut dan buang. Maka dari itu, penting bagi masyarakat, khusus ibu-ibu untuk paham dan mengerti cara meminimalisir jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Selanjutnya, Bunda Fey menaruh harapan besar pada sosialisasi ini, menurutnya dengan sosialisasi ini ia menargetkan para anggota PKK untuk dapat meminimalisir sampah dimulai dari lingkup terkecil, yaitu rumah sendiri. Dengan meminimalisir sampah yang dihasilkan dirumah masing-masing merupakan langkah awal untuk mengurangi tumpukan sampah dan memperluas target minim sampah ke lingkup yang lebih besar, seperti RT, kelurahan hingga kota. "Langkah kecil yang kita lakukan dalam meminimalisir sampah akan memiliki dampak yang cukup besar nantinya," pungkasnya.
"Perubahan itu memang harus datang dari diri sendiri, dengan keiinginan sendiri, tidak bisa hanya dorongan dari orang lain saja tapi kita tidak memiliki kemauan, "imbuhnya.
Bunda Fey juga menjelaskan bahwa pada sosialisasi ini, kita bisa belajar untuk cara mengurangi penggunaan sampah dengan strategi 3 pintu. Pertama pintu depan yakni perencanaan sebelum memproduksi atau mengonsumsi. Kedua, pintu tengah yakni saat memproduksi atau mengonsumsi. Terakhir, pintu belakang, yakni pasca produksi atau konsumsi dengan menangani sisa produksi dan konsumsi. Sisa konsumsi dan produksi dapat dipilah untuk meminalisir sampah. "Kita juga bisa menimbang sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Ini untuk memotivasi kita dalam meminimalisir sampah," terangnya.
Dengan sosialisasi ini Bunda Fey berharap ibu-ibu di Kota Kediri dapat meminimalis sampah dengan bijak. Dimulai dari saat berbelanja dan hal-hal kecil lainnya. "Saat berbelanja biasakan untuk membawa wadah sendiri, hindari penggunaan plastik. Manfaatkan wadah-wadah yang kita miliki dirumah dan lakukan secara rutin seriap hari," ujarnya.
Langkah-langkah kecil tersebut menurut Bunda Fey akan mampu meminimalisir sampah hingga 90%."Bumi kita tidak akan bisa mentoleransi sikap kita yang menumpuk sampah. Cepat atau lambat bumi tidak akan mampu menampung sampah kita. Memang saat ini baik-baik saja, tapi sebenarnya kita telah mencuri hak anak cucu kita. Yuk mulai meminimalisir sampah sekarang juga,"ajaknya.
Perlu diketahui bahwa selain 90 peserta sosialisasi, juga hadir Kepala DLHKP dan Kepala DP3AP2KB dalam acara tersebut, serta narasumber yaitu Wilma Chrysanti dan Adi wibowo, penggagas kota minim sampah.
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri)