Jaranan atau kuda lumping merupakan kesenian khas dari Kota Kediri. Tak hanya sekedar kesenian atau tarian, jaranan dapat menghasilkan dampak perekonomian yang luas. Salah satunya melalui batik motif jaranan.
"Dampak ekonomi yang bisa dihasilkan dari jaranan ini sangat banyak. Salah satunya seperti yang saya pakai ini baju batik jaranan yang menghasilkan uang. Tidak hanya kesenian atau tarian saja, sekarang ini harus berpikir jangka panjang," ujarnya.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menceritakan beberapa waktu lalu Ketua Dekranasda Kota Kediri menggagas Dhoho Street Fashion. Digandenglah desainer nasional Lenny Agustin. Desainer tersebut bekerja sama dengan pengrajin batik di Kota Kediri lalu membuat batik ciri khas Kota Kediri. "Ternyata ada kuda lumping di sini. Akhirnya dibuatlah motif kuda lumping dalam batik tersebut. Kita tetap butuh orang lain dalam mengembangkan sesuatu. Kita harus menggunakan pemikiran-pemikiran orang lain untuk menambah khasanah berpikir kita," jelasnya.
Dari hal tersebut, Wali Kota Kediri mengajak seniman tidak hanya memikirkan tontonan jaranan saja. Namun memikirkan dampak ekonomi yang lebih luas lagi. Apalagi sebentar lagi akan berdiri bandara dan jalan tol di Kediri. Pasti kota ini akan didatangi banyak orang dari luar daerah atau bahkan luar negeri. Seniman jaranan bisa membuat seni pertunjulan jaranan seperti di Prambanan ada tari Ramayana. "Jaranan ini saya pikir banyak yang bisa dikembangkan dan saya akan bantu. Saya titip kepada yang muda-muda buat kaos jaranan yang keren dan bagus. Karena yang suka jaranan ini banyak dari ukuran anak kecil sampai dewasa. Kalau tidak bisa desain pesan ke orang-orang yang bisa desain. Harus ada kolaborasi," ungkapnya.