Sebanyak 135 orang guru PAUD, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) hadiri dan simak Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar Jenjang PAUD, Jumat (24/6) yang diadakan Dinas Pendidikan Kota Kediri. Bertempat di Aula Ki Hajar Dewantata Dinas Pendidikan Kota Kediri, kegiatan tersebut dimaksudkan guna memberikan pemahaman kepada seluruh guru non formal di Kota Kediri terkait pemetaan dan rancangan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar untuk siswa usia dini.
“Sebagaimana kita ketahui Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang diluncurkan oleh Mas Menteri pada tanggal 18 Februari 2022. Untuk menindaklanjuti ini maka diperlukan sosialisasi agar para guru lebih paham,” jelas Siswanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri.
Ia menambahkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum 13 dengan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka, kata Siswanto lebih menekankan pembelajaran pada anak dengan menguatkan profil pelajar pancasila. “Aspek pengembangan pada Kurikulum Merdeka ada nilai Pancasila. Kalau dulu nilai moral agama, fisik motorik, seni, dan lain-lain, sekarang pengembangan Kurikulum Merdeka ini masuk nilai pancasila,” ucapnya.
Dalam penerapannya nanti, Siswanto menjamin siswa tidak akan kesulitan karena sebelumnya di PAUD sudah dibiasakan pembelajaran kelompok dan sentral. "Yang kita munculkan ke fisik motoriknya, nilai agama dan moral (NAM), dan bahasanya. Sekarang sudah seperti itu, cuma di kurikulum merdeka belajar lebih spesifik lagi," imbuhnya. Lanjut, ia mencontohkan implementasi penguatan profil Pancasila dalam jenjang PAUD dilakukan dengan mengenalkan Garuda Pancasila sebagai lambang negara, Bendera Merah Putih, serta sila-sila dalam Pancasila.
“Anak-anak sudah hafal, cuma belum kita pahamkan secara detail lagi tentang nila-nilai pancasila seperti gotong royong, kesatuan, dll,” jelasnya.
Guna mendukung penerapan Kurikulum Merdeka, pihaknya juga telah mempersiapkan para guru dengan baik, salah satunya melalui sosialisasi seperti ini. Menurutnya, guru harus mengubah pola pikir tentang prinsip-prinsip yang termaktub dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini. “Guru dituntut untuk lebih ke penerapan. Jadi lebih belajar dengan hati dengan anak-anak. Bagaimana membentuk karakter, pembiasaan, pemahaman nilai-nilai Pancasila. Penerapan nilai-nilai Pancasila harus lebih kita fokuskan lagi,” tegas Siswanto.
Melalui pengimplementasian Kurikulum ini di jenjang PAUD, Siswanto berharap agar kualitas pembelajaran di Indonesia, khususnya Kota Kediri akan semakin baik sehingga mampu melahirkan generasi muda berjiwa Pancasila. Selain sosialisasi kepada guru, pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada orang tua/wali murid bahwa dalam Kurikulum Merdeka belajar ini anak tidak hanya fokus pada pembelajaran akademik, tapi para guru juga akan menggali potensi pada anak yang mungkin masih terpendam. "Anak kalau melaksanakan sesuai hobinya dia akan ahli di bidangnya. Jadi kalau anak tidak suka matematika, tapi ahli di soft skill-nya, nah itu yang harus kita kembangkan," tutup Siswanto.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri