Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar berdiskusi secara kolosal tentang “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Perempuan” dengan warga sekolah dari 190 lembaga sekolah, Jumat (19/8). Acara diselenggarakan secara hybrid dengan sebagian peserta hadir secara langsung di Aula Dinas Pendidikan Kota Kediri dan secara daring melalui zoom meeting. Webinar yang diikuti 135 SD, 34 SMP, 9 SMA, dan beberapa TK ini, mengambil judul Aman dan Gembira di Sekolah dengan narasumber Kalis Mardiasih dan Anastasia Satriyo.
“Hari ini kita bersama-sama belajar tentang pencegahan pelecehan seksual pada anak dan perempuan. Terima kasih kepada dua narasumber webinar kali ini. Rasanya ingin menjadi yang pertama dalam memasukkan kurikulum pencegahan kekerasan pada anak dan perempuan secara serempak yang diinisiasi oleh Pemkot Kediri dan PKK Kota Kediri. Saya ingin menyampaikan kepada Dinas Pendidikan biar kegiatan ini bisa diadakan terus menerus tiap tahun, pada saat masa ospek atau pengenalan lingkungan sekolah,” ujar Ketua TP PKK Kota Kediri.
Ferry Silviana Abu Bakar juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu menjadi momen yang sangat memukul bagi warga Kota Kediri dan juga Pemkot Kediri. Karena ada sebuah kasus kekerasan seksual yang menjadi isu nasional.
“Mari kita bersama-sama apabila terjadi kasus seperti itu kita dukung korban, kita berikan semangat, kita berikan apa yang dia butuhkan dan fokus pada korban bagaimana kita memulihkan efek psikologisnya yang tentu sangat berdampak. Jangan berikan ruang untuk mendamaikan atau yang lainnya. Itu sama sekali tidak boleh,” ajaknya.
Lebih lanjut Ketua TP PKK Kota Kediri ini juga menceritakan bahwa sampai saat ini Rumah Aman Kota Kediri masih menampung salah satu korban kekerasan seksual yang menjadi korban pamannya sendiri.
“Anak tersebut menangis di hadapan saya karena tidak mau dinikahkan dengan pelaku. Dia tidak mau menikah dengan orang yang sudah mencelakai hidupnya. Saya menyakinkan bahwa keputusan yang dia ambil sudah tepat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri juga mengungkapkan Pemerintah Kota Kediri berkomitmen untuk mencegah kekerasan anak dan perempuan terjadi di Kota Kediri. Tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan seksual. Siapapun yang coba-coba melakukan hal ini akan ada sanksi yang sangat tegas. Kepala sekolah juga harus memberikan keteladanan dan mendorong warga sekolah baik guru, tenaga kependidikan termasuk satpam untuk mencegah terjadinya pelecahan seksual.
Seluruh guru dan pegawai di sekolah harus membangun suasana belajar yang aman. Selain itu komite sekolah juga harus memiliki wawasan yang sama dalam mencegah terjadinya tindakan kekerasan seksual.
Abdullah Abu Bakar juga berpesan anak-anak di Kota Kediri untuk menikmati masa belajar dengan gembira dan memahami batas-batas yang tidak boleh disentuh orang lain.
"Kalian harus berani menolak, melawan jika ada yang berani melanggar batasan tersebut. Jika ada yang melanggar batasan tadi silahkan foto atau rekam dan dilaporkan pada saya atau hubungi call center di 08113787119", pesannya.
Hadir pula dalam webinar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Kediri dan TP PKK Kota Kediri ini Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Seluruh Kepala Sekolah, Pengawas, Penilik, TK, SD, SMP, SMA, SMK Se-Kota Kediri, Para Komite SD, SMP Negeri dan Swasta Se-Kota Kediri, dan pelajar se-Kota Kediri.