Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar dan Dinas Kesehatan Kota Kediri mengajak para direktur rumah sakit, kepala puskesmas, dokter anak, dokter kandungan, dan bidan di Kota Kediri berdiskusi tentang pemberian ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif, Senin (12/9) bertempat di Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Diskusi ini digelar karena ada temuan dari masyarakat bahwa masih ada rumah sakit yang memberikan susu formula kepada bayi baru lahir. Padahal sudah jelas pemberian susu formula dilarang. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012, kemudian Permenkes nomor 39 tahun 2013, lalu yang terbaru Peraturan Walikota Kediri No 33 tahun 2021.
Ketua TP PKK Kota Kediri mengungkapkan banyak sekali persoalan di lapangan saat kunjungan ibu hamil beresiko tinggi. Mereka tidak menyusui sehingga memberikan susu formula bayinya. Tidak diberikannya ASI eksklusif ini karena berbagai macam alasan, namun yang paling banyak adalah karena ASI tidak keluar. Persoalan muncul saat bayi ini terlahir dari keluarga yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Sehingga kebutuhan keluarga tersebut menjadi berubah yang seharusnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari beralih untuk membeli susu formula.
“Persoalan yang terjadi di masyarakat itu, mengundang keprihatinan saya. Ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya, mungkin memang berawal dari ketidaktahuannya bahwa payudaranya sudah memproduksi ASI. Air yang sudah keluar dari payudaranya tersebut merupakan ASI yang dapat diberikan kepada bayinya. Bayi menangis bukan berarti ASI yang diberikan kurang karena lambung bayi itu hanya sebesar kelereng,”ungkapnya.
Oleh karena itu, Ferry Silviana Abu Bakar terus mendorong kepada bapak ibu yang ada di rumah sakit serta klinik untuk bisa memberikan pemahaman dan mengutamakan pemberian ASI ekslusif. Tujuannya agar angka capaian ASI eksklusif itu meningkat lagi. Selain itu, mendorong rumah sakit di Kota Kediri bisa menjadi rumah sakit yang ramah terhadap anak dan ibu. Semua ibu-ibu yang melahirkan di Kota Kediri bisa keluar dari rumah sakit dengan perasaan senang dan dengan sebuah keyakinan besar bahwa bisa meyusui. “Saya rasa akan sangat baik apabila kita bentuk Satgas untuk peningkatan pencapaian ASI esklusif di Kota Kediri,” harapnya.