Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bertindak sebagai inspektur Upacara Hari Santri di Halaman Balaikota Kediri, Sabtu (22/10). Hari Santri Nasional ini selalu diperingati dengan melaksanakan upacara bendera setiap tanggal 22 Oktober, sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo tujuh tahun silam. Peserta upacara yang mengikuti pun diberi ketentuan dalam berpakaiannya. Bagi peserta upacara laki-laki menggunakan sarung, atasan putih, dan berpeci hitam. Sedangkan bagi peserta upacara perempuan dapat menyesuaikan.
Dalam sambutan Menteri Agama yang dibacakan Wali Kota Kediri menuturkan bahwa tahun ini peringatan Hari Santri bertemakan Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Maksudnya bahwa setiap santri harus terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. “ Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak,” imbuhnya.
Lebih lanjut Abdullah Abu Bakar mengatakan bahwa santri dengan berbagai latar belakang siap mendarmabaktikan hidupnya untuk menjaga martabat bangsa dan negara.
Wali Kota Kediri juga mengungkapkan bahwa santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam bahkan pemimpin negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja, sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan ilmu keagamaan saja tidaklah tepat. Meski santri bisa menjadi apa saja, santri tidak pernah melupakan tugas utamanya yaitu menjaga agama itu sendiri.
Hadir pula dalam acara ini Kapolres Kediri Kota Wahyudi, Ketua PCNU Kota Kediri Abu Bakar Abdul Jalil, perwakilan Forkopimda Kota Kediri dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Kediri Novita Bagus Alit. Peserta upacara berasal dari perwakilan Pondok Pesantren yang ada di Kota Kediri.