Sosialisasi penanganan TBC menjadi fokus pembahasan Dinas Kesehatan Kota Kediri saat menghadirkan 115 Kader Kilisuci dari 23 kelurahan dalam kegiatan refreshing kader yang diselenggarakan di Ruang Joyoboyo, Senin (24/10). Kegiatan masih akan berlanjut hingga besok dengan jumlah peserta yang sama dari 23 kelurahan berbeda.
Kepala Dinas Kesehatan dr Fauzan Adima menuturkan Kasus TBC masih sangat banyak di Indonesia, bahkan menempati peringkat ke 3 di dunia. Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, diperlukan kontribusi dan peran serta Kader Kilisuci mengingat penanganan TBC menjadi salah satu tugas yang mereka emban diantara tugasnya yang lain.
“Terima kasih atas peran serta panjenengan yang selama ini sudah mendampingi, melaporkan dan menemukan kasus TBC. Target dari Pemerintah Kota Kediri yakni 90% pasien TBC bisa sembuh karena kalau ada satu orang belum bisa disembuhkan bisa berpotensi menularkan ke orang lain karena TBC termasuk penyakit menular,” terangnya.
Terselenggaranya kegiatan tersebut dijelaskan dr Fauzan ialah sebagai upaya penguatan peran bagi para kader serta mengedukasi para kader tentang penanganan TBC dengan melibatkan narasumber yang kompeten dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
“Kegiatan ini sekaligus sebagai wadah kita untuk berkoordinasi apabila ada info terbaru sehingga informasi yang panjenengan peroleh bisa disampaikan ke masyarakat. Masalah TBC itu kompleks karena untuk penanangannya pasien harus minum obat selama 6 bulan, ditambah lagi jika pasien memiliki riwayat penyakit penyerta dan tidak adanya dukungan sosial. Untuk itu, bagi penderita yang sudah positif TBC, panjenengan bisa mendampingi sebagai pengawas minum obat (PMO) jadi semisal keluarga pasien tidak peduli panjenengan bisa membantu dengan mengambilkan obatnya ke puskesmas,” terangnya.
Dijabarkan dr Fauzan, adapun gejala TBC yang perlu diwaspadai seperti demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, ketika batuk terkadang dahak bercampur darah, serta nafsu makan yang menurun. Apabila ditemukan pasien yang terindikasi gejala tersebut, diharapkan kader kilisuci bisa melapor ke dinas terkait atau pasien bisa langsung datang ke puskesmas terdekat di wilayah masing-masing untuk mendapatkan penanganan.
“Panjenengan bisa mengedukasi masyarakat kalau TBC bisa menular melalui batuk, udara serta lingkungan yang kumuh. Kasus TBC ini seperti fenomena gunung es dimana yang ditemukan saat ini hanya puncaknya saja. Untuk itu, Kami harap panjenengan bisa menemukan sebanyak mungkin, artinya kalau ada masyarakat yang sakit dengan gejala terindikasi TBC bisa dilaporkan kemudian akan kami tes dahaknya. Jadi mulai pemeriksaan sampai pengobatan semuanya gratis,” jelasnya.
Untuk diketahui, total Kader Kilisuci di Kota Kediri berjumlah 1.870 orang. Dijabarkan dr Fauzan, selain penanganan TBC dan HIV Aids, tugas Kader Kilisuci lainnya mencakup kesehatan ibu dan anak seperti melakukan pelayanan posyandu balita se-kelurahan, menyusun rencana pengembangan kegiatan posyandu balita, melaksanakan dan memantau pengembangan posyandu balita, melakukan evaluasi pengembangan posyandu balita, dll.
*Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri*