Gelaran Dhoho Street Fashion (DSF) ke-7 masih menjadi kegiatan yang sangat ditunggu khalayak ramai. Berbagai karya busana apik berbahan Tenun Ikat asli Bandar Kidul Kota Kediri ditampilkan dalam gelaran ini. Tak hanya itu, di setiap gelaran selalu menyuguhkan konsep menarik dan beda dari tahun lalu. Apalagi di DSF 7 ini baru kali pertama diadakan malam hari, namun tidak menyurutkan antusias para tamu undangan maupun masyarakat umum yang ingin menikmati karya busana para desainer.
Menariknya, pada DSF 7 ini Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berserta Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak, berkesempatan hadir dan ikut serta menyaksikan karya busana tenun ini ditemani oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, Sabtu (10/12). Mereka hadir juga dengan balutan busana Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Timur menuturkan DSF ini gaungnya sudah terdengar di mana-mana. Tenun Ikat Bandar Kidul ini sudah membangun reputasi yang sangat luar biasa. Berdasarkan cerita Wali Kota Kediri tadi, dulu sarung goyor ini adalah salah satu yang mendominasi, hanya saja motif dan warnanya masih monoton. Akhirnya sekarang bisa dilihat bahwa Tenun Ikat Bandar Kidul menjadi jauh lebih fashionable.
Emil Elestianto Dardak ini juga mengatakan di Provinsi Jawa Timur juga telah bekerjasama dengan Dirjen HAKI, sehingga jika Bandar Kidul memiliki sejarah tentang tenun ikat dari zaman kemerdekaan dan sampai sekarang dilestarikan, hal itu mungkin layak untuk mendapatkan indikasi geografis dalam HAKI. Jadi hanya tenun ikat yang dibuat oleh orang Bandar Kidul yang boleh memiliki branding. “Dengan tenun ikat didaftarkan HAKI, mudah-mudahan akan meningkatkan minat masyarakat dan nilai jual kain Tenun Ikat Bandar Kidul,” harapnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri menceritakan bahwa telah mendaftarkan Tenun Ikat Kediri ini sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Maksud dan tujuan mendaftarkan sebagai HAKI sebagai penanda tempat dan kampungnya tenun ikat itu ada di Bandar Kidul Kota Kediri.
Sekarang penjualan Tenun Ikat Bandar Kidul ini semakin kencang, Abdullah Abu Bakar berharap kolaborasi ini harus terus ada di Kota Kediri sampai kapanpun. Hal itu untuk menjaga bahwa kain tenun ikat ini memang berasal dari Kota Kediri. “Di samping itu, harapannya Kota Kediri ini bisa menjadi rumah untuk menuangkan kreativitas. Di sini nanti juga ada karya desainer dari teman-teman disabilitas. Karyanya juga sama bagus dengan kita, bapak dan ibu juga bisa memesan kepada mereka untuk baju atau lainnya,” tambahnya.
DSF 7 ini merupakan agenda tahunan untuk mempromosikan Tenun Ikat Kediri dan merayakan keindahan mode berbahan wastra nusantara kebanggaan dari kota ini. Ketua Dekranasda Kota Kediri mengungkapkan gelaran DSF ke-7 ini menjadi sangat penting, sebab menjadi kebangkitan UMKM setelah pandemi Covid-19, bahkan karena pandemi pula DSF yang ke-7 yang sedianya diselenggarakan pada tahun 2021 akhirnya diundur menjadi tahun ini.
Lebih lanjut, Ferry Silviana Abu Bakar ini juga mengungkapkan upaya promosi tenun ikat ini salah satunya melalui Dhoho Street Fashion dengan mendatangkan desainer ternama yang telah banyak berkiprah di gelaran nasional dan internasional. Tentuntya ini akan memberikan dampak yang sangat positif melalui tangan terampil mereka sehingga Tenun Ikat Kediri makin dikenal oleh khalayak luas. “Mungkin kalau tidak bekerja sama dengan sepak terjang beliau semua, masih banyak yang tidak tahu bahwa kota kecil di Jawa Timur ini punya tenun ikat. Mungkin Indonesia hanya tahu kalau tenun ikat itu hanya ada di Nusa Tenggara Timur. Kota Kediri punya tenun ikat yang jauh sebelum merdeka sudah ada dan bukti sejarahnya terdapat di Museum Tropen yang ada di Belanda,” imbuhnya.
Hadir pula menyaksikan gelaran DSF 7 ini, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Elestianto Dardak, Kepala Bakorwil I Madiun Heru Wahono Santoso, Forkopimda Kota Kediri, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Choirur Rofiq, Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Model Indonesia Deny Djoewardi, Istri Kepala OPD Pemkot Kediri dan unsur organisasi wanita, desainer nasional dan desainer lokal Kota Kediri, serta para Perajin Tenun Ikat Kota Kediri.