Sebagai salah satu upaya untuk menjadikan agama sebagai dasar dan prinsip untuk menghindarkan perilaku atau pengungkapan ekstrim (radikalisme) guna mencari jalan tengah dalam menyatukan elemen kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa Indonesia. Pemerintah Kota Kediri dalam hal ini Bagian Kesejahteraan Rakyat melaksanakan Refleksi Kepemudaan dengan tema "Moderasi Beragama Sebagai Pemersatu Bangsa dan Membangun Kemandirian Pemuda", Kamis (15/12), bertempat disalah satu hotel Kediri.
Kepala Bagian Kesejateraan Rakyat Kota Kediri, Ahmad Jainudin mengungkapkan kegiatan ini untuk para tokoh pemuda untuk meminimalisir permasalahan dimasing-masing Kelurahan serta mengajak para pemuda untuk bersinergi membangun Kota Kediri.
"Kegiatan ini merupakan salah satu program dari Bagian Kesra yakni Kepemudaan bidang keagamaan Yakni Kampung Moderasi yang ada dimasing-masing Kecamatan yakni Kecamatan Mojoroto Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Kota Kelurahan Pakelan, Kecamatan Pesantren Kelurahan Burengan. Diharapkan para pemuda dari berbagai unsur dapat menyelesaikan permasalahan disetiap masing-masing Kelurahan".
"Para pemuda diKota Kediri khususnya harus mandiri, bersinergi membangun Kota Kediri serta memunculkan moderasi lingkungan sekitar dan dengan adanya bonus demografi para pemuda dapat mengikuti program-program diKota Kediri",imbuhnya.
Sementara itu Walikota Kediri Abdullah Abu bakar dalam tayangan vidio berpesan agar seluruh masyarakat Kota Kediri dapat hidup berdampingan dan dapat menerima perbedaan dilingkungan sekitar. Walikota Kediri akrab disapa Mas Abu tersebut juga berharap, para pemuda Kota Kediri terus menjaga nasionalisme dan toleransi.
Dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber Taufik Al Amin selaku Ketua Moderasi Beragama IAIN Kediri dan Achmad Fikri sekalu Owner FCK Kediri. Serta menghadirkan perwakilan tokoh pemuda dari NU, Muhammadiah, LDII, Wahidiyah, Karangtaruna, serta FKUB Kota Kediri.
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri)