Kenaikan komoditas beras pada awal tahun 2023 mempengaruhi tingkat inflasi Kota Kediri Bulan Februari secara mtm yakni sebesar 0,16%. Pardjan, Kepala BPS Kota Kediri yang dikonfirmasi pada Rabu(8/3) mengatakan bahwa inflasi di Kota Kediri dipicu karena adanya kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Menurutnya, angka inflasi tersebut masih terkendali dan setara dengan inflasi nasional yakni 0,16%.
Berikut ini sepuluh komoditas penyumbang inflasi di Kota Kediri Bulan Februari : beras menyumbang inflasi 0,134%; cabai rawit inflasi 0,029%; sabun deterjen bubuk/cair inflasi 0,024%; pecel inflasi 0,023%; bawang putih inflasi 0,016%; upah ART inflasi 0,015%; sawi hijau inflasi 0,014%; cabai merah inflasi 0,013%; susu bubuk untuk balita inflasi 0,012%; serta minyak goreng inflasi 0,012%.
Di samping itu terdapat pula sepuluh komoditas penghambat inflasi, antara lain: tongkol diawetkan deflasi sebesar -0,048%; emas perhiasan deflasi -0,028%; telur ayam ras deflasi -0,020%; terong deflasi -0,016%; tahu mentah -0,013%; pindang asin deflasi -0,013%; tomat deflasi -0,009%; kembang kol deflasi -0,008%; kacang panjang deflasi -0,007%; di urutan terakhir terdapat ikan lele dengan andil deflasi -0,006%.
"Kita akan memantau terus dari sepuluh penyumbang inflasi apakah masih terjadi gejolak harga atau tidak. Kalau masih ya perlu untuk segera dilakukan intervensi," kata Pardjan. Jelang Bulan Ramadan dan lebaran, Ia juga mengimbau kepada Pemkot Kediri agar menggelar kegiatan operasi pasar serta melakukan pemantauan harga dan stok secara rutin guna mengecek ketersediaan komoditas dan mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan kebutuhan. "Harapannya kenaikan itu bisa ditekan dan tidak terlalu besar sehingga inflasi tidak begitu tinggi. Kita harus mengecek di lapangan untuk memastikan barang itu ada sehingga inflasi terjaga dengan baik," ujarnya.
Di lain kesempatan, Tetuko Erwin Sukarno Kepala Bagian Administrasi Perekonomian selaku Sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan bahwa untuk komoditas minyak goreng, Pemerintah Kota Kediri terus melakukan penetrasi pasar dengan menyalurkan produk berlabel minyak kita kepada pedagang-pedagang pasar rakyat. "Bulan kemarin harga cukup tinggi karena produk berlabel minyak kita ternyata banyak dijual oleh distributor kepada pedagang dengan sistem bundling atau sepaket dengan margarin, kopi atau detergen yang kurang laku di pasaran, sehingga pedagang harus menaikkan harga jual Minyak Kita untuk mengkompensasi harga produk bundling yang slow-moving itu,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Pemkot Kediri juga telah melaksanakan monitoring dan pengendalian distribusi. "Sejak awal bulan sudah ada Surat Edaran Menteri Perdagangan tentang larangan distribusi Minyak Kita secara bundling, jadi kita monitoring dan tertibkan di lapangan, Alhamdulillah sudah mulai turun, semoga menjelang Ramadan ini harganya tetap stabil, perhatian utama kita di ketersediaan pasokan," tambahnya.
Komoditas lain yang menjadi fokus pengendalian harga dan pasokan TPID Kota Kediri adalah beras. Erwin juga menyampaikan bahwa selama Bulan Februari memang belum terjadi panen di daerah sekitar, sehingga stok beras di penggilingan menipis yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga. “TPID Kota Kediri terus bekerjasama dengan Bulog untuk dapat terus menyalurkan beras terutama kelas medium dengan harga terjangkau kepada masyarakat dengan stok yang tersedia di Gudang Bulog, Cadangan Beras Pemerintah masih cukup aman hingga akhir April,” tegasnya.
Ditambah lagi awal Bulan Maret telah memasuki masa panen di beberapa wilayah sekitar Kota Kediri serta beberapa lokasi di Jawa Timur sudah memasuki panen raya. Dirinya berharap semoga cuaca pada masa tersebut mendukung dalam masa panen, sehingga pasokan dan harga beras di masyarakat kembali stabil dan terjangkau.
*Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri*