Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar panen raya bersama Kelompok Tani Makmur, Kamis (16/3) di Kelurahan Ngronggo. Hasil panen raya padi ini 7 hingga 8 ton per hektar. Dimana hasil tersebut melebihi rata-rata tingkat nasional yakni 5 hingga 5,4 ton per hektar.
"Alhamdulillah pagi ini kita bisa panen bareng dan hasilnya melebihi rata-rata nasional. Ini menandakan lahan kita bagus, perawatan dan pengairannya pun bagus. Meskipun ini di perkotaan dan lahan pertaniannya tidak banyak. Di sini cara menanamnya dengan tanam biji langsung," ujarnya.
Abdullah Abu Bakar mengatakan ada beberapa hal yang dititipkan oleh para petani kepada Pemerintah Kota Kediri. Pertama adalah ketersediaan pupuk. Dalam hal ini Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian akan terus memantau pupuk di Kota Kediri. Kedua, untuk pengairan juga harus dijaga. Irigasi bisa dibuat melalui Prodamas. Selanjutnya adalah ketersediaan lahan. Di Kota Kediri petani lahannya sewa pada Pemerintah Kota Kediri di lahan pertanian. Sejak tahun 2014 Pemerintah Kota Kediri menjaga lahan untuk pertanian. "Tidak boleh ada yang bermain-main dengan pupuk. Saya tidak rela petani Kota Kediri kesulitan mendapat pupuk. Petani-petani di Kota Kediri juga saya minta bergabung di kelompok tani," ungkapnya.
Wali Kota Kediri juga menambahkan ada gagasan baru yakni menanam padi organik. Saat ini permintaan terhadap padi organik di masyarakat cukup banyak. Tetapi ketersediaan padi organik masih jarang. Nanti padi organik ini dapat dipasarkan melalui supermarket di Kota Kediri. "Hal ini bisa segera dipikirkan. Kalau menanam padi organik harus ngebor karena sumurnya harus bersih. Kalau kelompok tani ini mau nanti dari Pemerintah Kota Kediri akan bantu ngebor," imbuhnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Moh. Ridwan mengatakan di Kota Kediri masih ada 930 hektar lahan pertanian pangan yang khususnya ditanami padi. Dimana pada bulan ini melaksanakan panen raya. Dalam satu tahun ada tiga kali panen. Biasanya di awal tahun Maret hingga Mei, lalu Agustus hingga September, dan November hingga Desember. "Di Kota Kediri meski musimnya kurang menentu dan menimbulkan potensi masalah. Alhamdulillah kami bersama para petani bisa mengatasi potensi masalah tersebut dan meminimalisir," ujarnya.
Turut mendampingi Wali Kota Kediri Ketua KTNA Kota Kediri Johan, Ketua Kelompok Tani Makmur Elfis, Camat Kota Arief Cholisudin, Lurah Ngronggo Heru Sugiarto, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, serta tamu undangan lainnya. (rk/dra/adi)