Pemuda sekarang atau sering disebut Gen Z dan Millenial sangat berbeda dengan pemuda pada zaman dahulu. Baik dari segi pemikiran, pendidikan, lingkungan pemerintahan dan global, pola interaksi antar manusia dan peradaban sangat berbeda terutama dalam keikutsertaan mereka saat penyelenggaraan Pemilu. Hal itulah yang melatarbelakangi Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri menggelar webinar yang mengambil tema “Partisipasi Organisasi Kemasyarakatan Kepemudaan dalam meningkatkan partisipasi politik untuk mewujudkan Pemilu berkualitas tahun 2024” yang diikuti oleh Pemkot Kediri pada Kamis (13/4).
Lewat webinar ini, Dirjen Politik dan PUM Kemendagri, Bahtiar mengajak berbagai pihak dari jajaran Pemerintahan baik ditingkat Pusat maupun Daerah khususnya Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Kepemudaan di Indonesia untuk ikut menggerakkan partisipasi kelompok pemuda dalam menyukseskan Pemilu 2024. “Pemerintah Pusat maupun Daerah adalah bagian dari lingkungan eksternal penyelenggara Pemilu sesuai dengan undang-undang. Terlebih partisipasi Ormas Kepemudaan memiliki peranan yang sangat penting dalam ikut menyukseskan Pemilu 2024,” ungkapnya dalam webinar, Kamis (13/4).
Adapun narasumber pada webinar ini, diantaranya Komisioner KPU RI, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sekjen Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia, dan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah. Dalam webinar tersebut, Bahtiar ingin mengetahui sejauh mana organisasi pemuda ini masih memainkan peran penting dalam penyelenggaraan pemilu. "Para narasumber tentu akan memiliki berbagai alternatif pemikiran yang bisa kita diskusikan. Bagaimana menggerakkan partisipasi berbagai organisasi kepemudaan terutama sebagai wadah berhimpun para pemuda Indonesia," kata Bahtiar.
"Sekarang ini akan memasuki tahapan penyusunan daftar calon anggota legislatif. Kami juga ingin lihat sejauh mana keterlibatan pemuda dalam hal tersebut, baik ikut serta menjadi calon legislatif atau apa yang diharapkan dari calon legislatif tersebut. Kita ingin mengetahui gagasan dan pemikiran dari pemuda-pemuda kita," imbuhnya.
Pada Pemilu 2024 nanti, Bahtiar mengatakan didominasi pemilih muda berusia 17-40 tahun sekitar 107 juta orang atau 53-55 persen dari total jumlah pemilih. Oleh sebab itu, ia berharap kegiatan tersebut dapat dijadikan forum diskusi bagi Ormas Kepemudaan di Indonesia maupun bagi penyelenggara pemilu dalam menciptakan strategi dan upaya apa saja menyukseskan pemilu 2024. "Tentunya tidak mudah menggerakkan partisipasi seluruh kelompok pemuda Indonesia. Hal ini yang menjadi tantangan tersendiri bagi kita maupun pemimpin organisasi pemuda di Indonesia. Semoga kita bisa berdiskusi bersama untuk menggerakkan dan memastikan keikutsertaan pemuda Pemilu 2024," ujarnya.
Sementara itu, menanggapi webinar tersebut, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Kediri, Bagus Hermawan mengungkapkan bahwa pihaknya masif memberikan edukasi kepada berbagai pihak termasuk para kelompok pemuda di Kota Kediri. Hal itu dilakukan karena melihat para pemilih dari golongan usia muda rentan untuk melakukan golongan putih (golput). "Kita selalu lakukan edukasi kepada kelompok-kelompok pemuda ini. Terutama dalam penguatan-penguatan wawasan kebangsaan. Karena para pemuda memiliki kecenderungan melakukan golput lebih besar," ucapnya.
"Selain edukasi secara langsung, kita juga lakukan edukasi lewat media sosial karena agar lebih dilirik oleh generasi muda. Biar lebih menarik perhatian mereka," imbuhnya.
Terakhir Bagus berpesan kepada masyarakat Kota Kediri terutama para generasi Gen Z dan Millenial untuk serta menyukseskan Pemilu 2024. Karena pemilu adalah sarana bagi rakyat untuk memilih, menyatakan pendapat melalui suara, berpartisipasi sebagai bagian penting dari negara sehingga turut serta dalam menentukan haluan negara. “Saya harap para pemuda bisa ikut serta menyukseskan Pemilu 2024 nanti. Karena masa depan negara Indonesia ada ditangan mereka," pungkasnya.
*Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri*