Produser film Hati Suhita Chand Parwez tertarik dengan wastra asli Kota Kediri yakni tenun ikat Bandar Kidul. Bahkan Chand Parwez memborong tenun ikat Kota Kediri untuk dibawa ke Jakarta. Menurutnya, tenun ikat Bandar Kidul memiliki kombinasi yang unik namun bisa diterima.
Hal itu diungkapkan Chand Parwez saat mengunjungi sentra tenun ikat Bandar Kidul, Medali Emas, Kamis (11/5). Chand Parwez tidak sendiri, turut serta sutradara Archi Hekagery, penulis novel Ning Khilma Anis, penulis skenario Alim Sudio, dan para pemain film Hati Suhita. Mereka juga melihat langsung proses pembuatan kain tenun ikat Bandar Kidul.
"Saya sangat tertarik. Proses pembuatannya tidak biasa. Secara tampilan beda dan retro. Senang sekali di era sekarang kita masih mempunyai sesuatu yang klasik seperti ini," ujarnya.
Chand Parwez menuturkan desain dan motif dari tenun ikat Bandar Kidul ini masih bisa diterima oleh generasi saat ini. Ia yakin generasi muda akan jatuh cinta saat mengenakan tenun ikat ini. Chand Parwez berharap tenun ikat Bandar Kidul bisa dikembangkan lebih besar lagi. Sebab ada potensi luar biasa karena kain ini terdapat tradisi warisan budaya yang kuat. "Saya borong cukup banyak untuk anak-anak dan mantu saya. Saya beruntung sekali bisa di sini. Saya salut sekali dengan upaya Kota Kediri melestarikan tenun ikat ini," tuturnya.
Produser film ternama ini menambahkan akan menggunakan tenun ikat bandar kidul untuk produksi filmnya. Salah satu produk unggulan Kota Kediri ini akan coba dihadirkan menjadi kostum di film selanjutnya. Nantinya kostum dari tenun ikat bandar kidul yang akan digunakannya disesuaikan dengan karakter pada film selanjutnya. "Dalam sebuah produksi film ada bagian kostum. InsyaAllah saya akan coba hadirkan tenun ikat yang memiliki nilai budaya yang kuat ini," imbuhnya.
Sementara itu Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar berterima kasih kepada produser film Chand Parwez karena tidak hanya mempromosikan Kota Kediri saja namun juga tenun ikat bandar kidul. Tentu dengan akan digunakannya tenun ikat bandar kidul dalam produksi-produksi film selanjutnya menjadi marketing secara langsung bagi pengrajin. "Jadi action Pak Parwez ini nyata. Mudah-mudahan ini menjadi semangat untuk teman-teman pengrajin di Bandar Kidul. Kami senang apabila di produksi film Pak Parwez menggunakan tenu ikat bandar kidul," ungkapnya.
Wanita yang akrab disapa Bunda Fey ini menjelaskan para pemain film Hati Suhita sangat antusias melihat proses pembuatan kain tenun. Para artis ini tidak menyangka untuk memproduksi satu lembar kain prosesnya tidak mudah. Bahkan waktu yang dibutuhkan cukup lama. "Jadi wajar kalau harganya tidak murah. Ada nilai-nilai terkandung dalam kain lokal. Tadi karena melihat prosesnya mereka jadi tahu bahwa kain tenun ikat kita ini keren sekali," ujar istri Wali Kota Kedirk Abdullah Abu Bakar ini, Sabtu (13/5).