Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk meninjau pasar murah, Jumat (22/9). Bertempat di UPT PPD Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur, Wali Kota Kediri dan Gubernur Jawa Timur menghampiri satu per satu masyarakat yang mengantri. Pasar murah ini diselenggarakan dalam rangka menyongsong HUT ke-78 Provinsi Jawa Timur dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok.
Pada pasar murah ada beberapa komoditi yang disediakan. Seperti beras, gula, telur, dan minyak. Untuk beras kemasan 5 kilogram harganya 52 ribu rupiah, telur per kilogram 23 ribu rupiah, minyak goreng per liter 13 ribu rupiah, dan gula pasir per kilogram 13 ribu rupiah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan pasar murah ini dilakukan keliling di Jawa Timur. Kediri merupakan titik kedua puluh. Saat ini harga beras di Indonesia rata-rata di atas harga eceran tertinggi (HET) termasuk di Jawa Timur. Surplus yang dimiliki oleh Jawa Timur tidak berpengaruh pada harga. Sehingga dikhawatirkan masyarakat melakukan panic buying.
Produksi padi Jawa Timur year on year (yoy) September 2022 dan 2023 surplus 9,23 persen. Harga beras di atas HET karena gabah kering giling (GKG) dan gabah kering panen (GKP) sampai di penggilingan sudah di atas HET. "Kita terus koordinasi dengan kepala daerah untuk menjaga harga beras. Harapannya agar masyarakat bisa menjangkau untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan dulu Jawa Timur mensuplai hampir 16 provinsi di Indonesia Timur di luar Sulsel. Sekarang Sulsel pun mulai awal September mendapat suplai dari Jawa Timur. Dulu hampir semua provinsi di Sumatra tidak ada yang disuplai Jawa Timur, sekarang disuplai Jawa Timur. Kalau food station Jakarta memang sebagian besar produk beras Ngawi. Pedagang beras Jawa Tengah juga banyak mengambil padi dari Jawa Timur. "Logistik yang Allah berikan berupa produktif yang tinggi di Jawa Timur maka kita harus berbagi. Jadi persoalan harga beras yang tinggi karena GKG dan GKP sudah di atas HET. Posisi (harga beras) kita saat ini terendah kedua kalau di Jawa. Jadi kita tidak yang tertinggi," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menambahkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri bekerjasama dengan Bulog telah melakukan operasi pasar khusus beras. Operasi pasar ini dilakukan karena adanya kenaikan beras di pasar. TPID Kota Kediri juga terus memantau dan berkoordinasi untuk menstabilkan harga komoditi pangan di Kota Kediri. "Informasi dari Perum Bulog pasokan beras di Kota Kediri aman. InsyaAllah hingga lebaran tahun depan," imbuhnya.
Abdullah Abu Bakar mengatakan Pemerintah Kota Kediri juga telah menyalurkan berbagai bantuan sosial. Salah satunya BPNTD sebesar 800 ribu rupiah untuk bulan Mei-Agustus. Bantuan ini disalurkan kepada masyarakat yang masuk dalam DTKS. Selain stimulus melalui operasi pasar dan bantuan sosial, Pemerintah Kota Kediri juga menyediakan berbagai pelatihan ketrampilan dan kewirausahaan. Ada pula program inkubasi bisnis bagi warga Kota Kediri. Harapannya agar masyarakat tidak hanya terbantu secara finansial namun juga berdaya. "Terima kasih Bu Gubernur telah memperhatikan kondisi masyarakat Kota Kediri. Dengan menggelar pasar murah ini hingga pemberian bantuan sosial," pungkasnya.
Selain melihat langsung jalannya pasar murah, Gubernur Jawa Timur juga membagikan bantuan sosial kemiskinan ekstrim dan zakat produktif. Bantuan yang diberikan berupa asistensi penyandang disabilitas dan alat bantu disabilitas, Program Keluarga Harapan Perlindungan Lansia, bantuan sosial kelompok usaha bersama, serta zakat produktif untuk UMKM. Selanjutnya ada tali asih untuk TKSK, Tagana, dan pendamping PKH Plus.
Turut hadir, Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa, Kepala OPD terkait di Provinsi Jawa Timur, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Forkopimda Kota dan Kabupaten Kediri, Kepala OPD terkait di Pemerintah Kota Kediri serta tamu undangan lainnya.