Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengikuti focus group discussion (FGD) Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) Kediri di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Jumat (29/9). FGD ini membahas bagaimana menjadi pendamping responsif perempuan dan anak yang berperkara di ranah hukum. Narasumber dalam acara ini Siti Mazumah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Apik Jakarta
Saat memberikan arahan, Bunda Fey mengungkapkan kegiatan ini difokuskan untuk para rekan-rekan Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Kediri. Karena Satgas PPA ini tugasnya sehari-hari menjadi pendamping bagi perempuan dan anak yang berperkara hukum. Oleh karena itu, penting sekali para Satgas PPA ini untuk selalu update ilmunya.
Lebih lanjut Ketua TP PKK Kota Kediri ini menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas Satgas PPA. “Bagaimana bisa korban yang didampingi merasa percaya diri, nyaman, aman? Jadi seorang Satgas PPA harus punya ilmu. Tujuannya apabila korban mendapat perlakuan tidak adil atau tidak mendapatkan haknya, satgas PPA bisa membantu berargumen dan memberikan haknya”, jelasnya.
Bunda Fey menambahkan bahwa sampai hari ini kasus kekerasan seksual pada anak dan perempuan masih saja terus ada. Itu sebabnya bapak ibu Satgas PPA masih dibutuhkan dharma bhaktinya untuk Kota Kediri dalam memberikan pendampingan kepada korban. “Tanpa bapak ibu semuanya, pemerintah tidak bisa mengatasinya sendiri," tambahnya.
Tak lupa, Bunda Fey juga menekankan kasus kekerasan pada perempuan dan anak jangan sampai ada upaya perdamaian di lingkup manapun. Tunjukkan kalau memang Satgas PPA, LPA dan semua pihak yang berkepentingan memang memerangi kasus-kasus seperti itu melalui upaya hukum yang berlaku.
Hadir pula dalam acara ini, Dewan Pengawas YLP Kediri Heri Nurdianto, Satgas PPA kelurahan dan kecamatan se-Kota Kediri dan relawan Yayasan Lembaga Perlindungan Anak (YLPA) se-Kota Kediri.
Tidak ada artikel terkait