Partisipasi seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) sangat dibutuhkan dalam penanganan penyakit Tuberkulosis di Kota Kediri. Sebagai wujud upaya tersebut hari ini, Senin (27/11) Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Sosialiasasi District Bassed Public Private (DPPM) serta integrasi layanan primer di salah satu hotel di Kota Kediri.
District Based Public Private Mix (DPPM) atau jejaring layanan tuberkulosis di fasilitas kesehatan pemerintah atau swasta berbasis kabupaten atau kota merupakan salah satu strategi peningkatan akses layanan TB yang bermutu dengan prinsip desentralisasi pada kabupaten/kota. Kepala Dinas Kesehatan, dr Muhammad Fajri Mubasysyir mengungkapkan strategi ini tertuang dalam program nasional penanggulangan TB Tahun 2016 - 2020. Sedangkan integrasi layanan primer merupakan tindak lanjut dari program terbaru pemerintah terkait transformasi kesehatan melalui upaya promotif atau deteksi dini penyakit dengan peningkatan screening atau edukasi ke masyarakat.
"DPPM ini diharapkan menjadi wadah bagi fasilitas kesehatan di Kota Kediri untuk bersama-sama melakukan upaya mulai dari penemuan kasus, pengobatan sampai dengan pelaporan TB. Sedangkan untuk integrasi layanan primer kita lebih ke arah promotif dan preventif, jadi menjaga masyarakat untuk tetap sehat sehingga bisa bekerja, beraktivitas seperti biasanya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatan," ujarnya.
Terkait penanganan TB di Kota Kediri, dr Fajri mengatakan Kota Kediri memiliki alat yang memadai untuk melakukan tes cepat dan diagnosa penyakit TB. Sedangkan untuk kasus TB, setiap tahunnya Dinas Kesehatan menemukan lebih dari 1000 kasus baru dengan angka kesembuhan cukup tinggi yakni 89%. “Angka ini sesuai target dari pemerintah pusat, artinya semakin banyak kasus yang kita temukan akan semakin bagus sehingga jika sudah ditemukan bisa segera dilakukan pengobatan selama enam bulan sampai sembuh,” jelasnya.
Adapun peserta sejumlah 60 orang yang berasal dari layanan kesehatan baik di rumah sakit, puksesmas, klinik pemerintah/swasta. Melalui kegiatan ini dr Fajri berharap dapat menjamin ketersediaan akses layanan TB yang merata, bermutu dan berkesinambungan bagi pasien TB serta menjamin kesembuhannya dalam rangka menuju eliminasi TB tahun 2030. Di kesempatan tersebut dr Fajri sekaligus memberi pesan kepada masyakat untuk selalu menjaga imunitas tubuh dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik serta kelola stres dengan baik. “Selalu terapkan pola hidup sehat dan bagi yang merasakan gejala TB seperti batuk disertai dahak dengan intensitas waktu yang lama, berat badan semakin menurun, nafsu makan berkurang, dll bisa datang ke kader kesehatan di kelurahan masing-masing untuk ditindaklanjuti atau langsung ke puskesmas agar bisa segera diberikan penanganan sampai pasien sembuh dan semuanya gratis,” tutupnya.
Sementara itu, Puji Santosa dari UPTD Puskesmas Balowerti mengatakan selama ini pasien TB yang ditemukan di wilayahnya berobat dengan teratur hingga dinyatakan sembuh. Melalui kegiatan ini Puji berharap dapat kerjasama dari seluruh layanan kesehatan di Kota Kediri bisa terus terjaga sehingga upaya pencegahan dan penanganan TB bisa maksimal. “Alhamdulillah pasien TB yang ditangani di tempat kami angka kesembuhannya mencapai 90%. Adapun yang meninggal dikarenakan keterlambatan periksa dan penyakit komorbid,” ungkapnya.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri