Pj Wali Kota Kediri Zanariah Paparan Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi 2024

berita | 30/05/2024

 

PJ Wali Kota Kediri Zanariah memaparkan aksi percepatan penurunan stunting kepada panelis tim percepatan penurunan  stunting beserta mitra strategis Provinsi Jawa Timur saat Penilaian Kinerja Stunting Terintegrasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Kamis (30/5). Paparan  penanganan  stunting, dilakukan di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri. 

Pada paparannya, Pj Wali Kota Kediri menyampaikan bahwa Kota Kediri mulai ditetapkan sebagai lokus  stunting tahun 2022. Berdasarkan data E-PPGBM bulan Maret 2024, menunjukkan prevalensi  stunting Kota Kediri sebesar 5,65% dengan jumlah balita  stunting sebanyak 740 balita dari 13.087 balita yang diukur. Dengan demikian terjadi penurunan 31 balita  stunting dan cakupan kelurahan new zero stunting sebesar 58,70%.

Capaian Kota Kediri secara umum telah melampaui target pada Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI). Zanariah menjelaskan pada intervensi spesifik (penyebab langsung), 83% remaja putri dan 90% ibu hamil telah mengkonsumsi tablet tambah darah. Lalu sebanyak 99,88% anak usia 6-23 bulan telah mendapat MPASI, seluruh ibu hamil kurang energi kronis dan balita gizi kurang telah memperoleh tambahan gizi. Kemudian 99% balita dipantau tumbuh kembangnya dan cakupan imunisasi dasar lengkap telah mencapai 93,47%. Pada intervensi spesifik ini terdapat satu indikator yang belum mencapai target yakni cakupan Asi ekslusif sebesar 65,42%. 

Lebih lanjut Pj Wali Kota Kediri menuturkan bahwa pada intervensi sensitif (penyebab tidak langsung), terdapat satu indikator yang belum mencapai target yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebesar 85,33% dari target yang ditetapkan yakni 90%. Indikator lainnya telah melampaui target, seperti pelayanan KB pasca salin sebesar 61% dengan 3% kehamilan yang tidak diinginkan. Lalu penduduk Kota Kediri telah terdaftar dalam jaminan kesehatan nasional atau 100% Universal Health Coverage (UHC) serta seluruh keluarga resiko stunting telah terdampingi 100%. 

Pemerintah Kota Kediri melakukan pemetaan jenis intervensi terhadap kondisi balita sesuai faktor penyebabnya. PJ Wali Kota Kediri menuturkan bahwa dari 740 balita stunting, dilakukan intervensi khusus untuk balita stunting dengan penyakit penyerta maupun tanpa penyakit penyerta. Upaya preventif yang dilakukan diantaranya pelatihan strategi komunikasi bagi kader kesehatan, pengembangan sekolah orang tua hebat di tiap kelurahan, pembinaan duta genre dan forum anak, sekolah perempuan edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan perkawinan anak bagi remaja putri serta penyehatan lingkungan. 

Terakhir, Zanariah mengungkapkan bahwa dukungan dan komitmen stakeholder diwujudkan dalam kolaborasi tentara manunggal membangun desa (TMMD) dan program Bapak Asuh Kodim 0809, kampanye dan edukasi oleh organisasi profesi, organisasi masyarakat, maupun pengabdian masyarakat perguruan tinggi. "Atas upaya, sinergi dan kolaborasi saya atas nama Pemerintah Kota Kediri menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada stakeholder dalam mendukung penanganan stunting di Kota Kediri," tutupnya. 

Hadir pula dalam penilaian ini, Wakil Ketua DPRD Kota Kediri Firdaus, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting, Asisten Pemerintahan dan Kesra Mandung Sulaksono, Asisten Administrasi Umum Tanto Wijohari, Kepala OPD Pemerintah Kota Kediri, Anggota TPPS Kota, TPPS Kecamatan dan Kelurahan, dan anggota PKK Kota Kediri.