Pj Wali Kota Kediri Zanariah meninjau rumah yang telah direnovasi pada program Rumah Tidak Layak Huni, Selasa (15/10). Terdapat empat rumah yang dikunjungi, satu di Kelurahan Pesantren dan tiga di Kelurahan Ketami.
"Saya datang ke sini untuk melihat hasilnya dan ingin memastikan bahwa hasilnya sesuai. Semoga ini bermanfaat. Jadi rumahnya lebih nyaman untuk ditinggali," ujarnya.
Zanariah mengungkapkan adanya bantuan ini bertujuan sebagai stimulus pada masyarakat berpendapatan rendah. Agar dapat memperbaiki kondisi rumahnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Manfaat lainnya juga untuk menekan jumlah kawasan kumuh dan kemiskinan ekstrem di Kota Kediri. "Saya lihat kondisi rumah sudah layak huni. Saya berpesan kepada penerima manfaat selalu rawat dengan baik agar tetap nyaman dihuni," ungkapnya.
Pj Wali Kota Kediri menambahkan penerima bantuan ini merupakan warga Kota Kediri yang dibuktikan dengan dokumen dan KTP. Lalu sudah terdata pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Serta rumah yang terdaftar merupakan bangunan yang berdiri di tanah milik sendiri atau hak waris. "Nantinya penerima bantuan juga wajib menyertakan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan. Dalam proses penyusunan Pemkot Kediri telah menyiapkan personil pendamping RTLH yang ada di tingkat kelurahan," imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Hery Purnomo menjelaskan bantuan ini bersumber dari APBD Reguler dan Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Kota Kediri. Selama tahun 2024 ada 161 rumah yang mendapat bantuan, dengan 129 rumah diantaranya sudah dicairkan. "Bantuan yang diterimakan pada RTLH Reguler sebesar 20 juta sementara RTLH melalui BTT sesuai dengan kebutuhan. Untuk yang melalui BTT tahun ini ada 2 yaitu di Kelurahan Pesantren dan Kelurahan Pakunden," ungkapnya.
Turut mendampingi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ferry Djatmiko, Camat Pesantren Widiantoro, Lurah Pesantren Ensani, Lurah Ketami Yeriastika.