Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati memaparkan strategi pengendalian inflasi di Kota Kediri, pada High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri, yang dilaksanakan di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Jumat (21/3/2025).
Menurut Mbak Wali, Kota Kediri mengalami deflasi month to month -0,98% pada bulan Februari. Ketika terjadi inflasi dan deflasi di suatu daerah pasti memiliki dampak masing-masing. Ketika terjadi deflasi yang berkepanjangan akan cenderung mengakibatkan krisis ekonomi yang juga akan merugikan perusahaan. Pengusaha akan kehilangan konsumen karena tidak ada yang membeli produk mereka, sehingga dapat mengalami kebangkrutan, lalu terjadi pemutusan hubungan kerja dan terjadi pengangguran. Sedangkan ketika terjadi inflasi, dapat merugikan konsumen. Ketika harga kebutuhan mahal, masyarakat enggan membeli dan akhirnya kesejahteraan masyarakat juga terganggu. “Maka Pemerintah Kota Kediri perlu bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk menjaga agar terjadi kestabilan harga kebutuhan pokok,” jelasnya.
Lebih lanjut, wali kota termuda ini meminta agar TPID ini paham tujuan dari pengendalian inflasi yakni menjaga inflasi tahun 2025 pada kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%. Dalam rangka menjaga akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Lalu menjaga inflasi komponen bergejolak (volatile food) tahun 2025 pada kisaran 3-5% dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Serta menjaga stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan di Kota Kediri. Pengendalian inflasi di Kota Kediri dilakukan dengan beberapa strategi yang juga sudah disesuaikan dengan Visi Misi Mapan.
Misi pertama Kota Kediri Maju yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Pembangunan ekonomi yang merata, dilakukan dengan 3 strategi yakni keterjangkuan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi. Misi keempat yaitu Kota Kediri Aman dengan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang inovatif, responsif dan berintegritas. Strateginya dengan komunikasi yang efektif. “Disperdagin juga sudah melakukan operasi pasar murni di kelurahan-kelurahan, yang juga kolaborasi dengan Polres Kediri Kota, Kejaksaan Negeri Kota kediri. DKPP juga sudah melakukan gerakan pangan murah yang dilaksanakan hari ini di 5 titik. Lalu kolaborasi dengan Bank Indonesia dalam pelaksanaan Bazar Pangan Murah, ada juga program mudik gratis Dinas Perhubungan dan lainnya. Saya rasa ini kolaborasi yang baik, punya tujuan yang sama untuk pengendalian inflasi di Kota Kediri,” terang Mbak Vinanda.
Terakhir, Wali Kota Kediri juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Kediri dan Forkopimda Kota Kediri juga sudah berupaya menjaga laju inflasi dan laju deflasi. Harapannya sinergi ini bisa terus diperkuat, dan dilakukan dengan baik tujuannya agar tidak terjadi ketimpangan sosial di Kota Kediri.
Turut hadir, Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Kediri Andi Mirnawaty, Wakapolres Kediri Kota Kompol Yanuar Rizal Ardianto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Yayat Cadarajat, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ferry Djatmiko, Kepala BPS Kota Kediri Emil Wahuudiono, Kepala OPD Pemerintah Kota Kediri, dan Direktur Perumda Pasar Jayabaya Djauhari Luthfi.