Ribuan warga memadati pinggiran sungai Brantas menyaksikan ritual tahunan larung sesaji. Mereka langsung berebut sesaji berupa gunungan sayur, buah dan, umbi-umbian di bantaran sungai, dekat jembatan lama.
Para ibu pun rela berdesakan sekadar mendapatkan beberapa lonjor kacang panjang. "Alhamdulillah dapat lagi," seru Katini, 45, warga Kelurahan Pocanan, Kecamatan Kota sambil menggenggam kacang panjang dan wortel.
Setiap tahun, Katini mengaku selalu ikut berebut gunungan. Tentang hasil sedikit yang didapat, Katini tak mempermasalahkannya. "Yang penting berkahnya bukan jumlah sayurnya," lanjut perempuan yang kemarin datang bersama anak dan suaminya. Larung sesaji dimulai sekitar pukul 15.30.
Ritual untuk memperingati hari jadi ke-1133 Kota Kediri ini diawali dengan pelepasan burung merpati oleh Walikota Kediri dr. Samsul Ashar beserta sejumlah pejabat muspida.
Selepas itu, beberapa pria mengenakan baju warna ungu langsung mengangkat sesaji ke perahu yang telah disiapkan. Di antaranya sesaji berupa kepala sapi, unggas, dan beberapa sesaji lainnya. Di saat bersamaan, belasan pria berbaju warna sama mengangkat tiga gunungan besar berisi sayuran, buah, dan umbi-umbian. Tiga gunungan setinggi sekitar 1,5 meter itu disandingkan bersama beberapa tumpeng.
Begitu Walikota Kediri dr. Samsul Ashar rnemberangkatkan perahu ke sungai, puluhan warga yang sebelumnya menunggu di tepi langsung mencebur. Mereka beradu cepat demi mendapatkan kepala sapi yang dilarung. Demikian juga dengan beberapa unggas, seperti bebek, angsa, dan ayam yang ikut dilepas ke sungai.
Dalam sambutannya, Walikota Kediri dr. Samsul Ashar mengatakan, larung sesaji kemarin sebagai wujud syukur. Itu karena keberadaan sungai Brantas telah memberi kemakmuran bagi warga Kota Kediri. Sungai Brantas, lanjut Walikota dr. Samsul Ashar, juga menjadi saksi sejarah perkembangan Kota Kediri. Larung sesaji merupakan visualisasi sungai Brantas merupakan daerah subur dengan hasil pertanian yang melimpah.
"Makanya syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ini diwujudkan dengan larung sesaji. Sekaligus mengenang kejayaan sungai Brantas sebagai pusat niaga terbesar di Asia Tenggara pada zamannya," terangnya.
Larung sesaji, sambung Walikota Kediri dr. Samsul Ashar, juga menjadi agenda rutin peringatan HUT Kota Kediri. Selain acara itu, kemarin pemkot menggelar labuh bumi dengan mengarak tiga gunungan berupa hasil bumi.
Seperti halnya larung sesaji, labuh bumi dilakukan sebagai wujud syukur karena hasil bumi atau pertanian di Kota Kediri melimpah pada tahun ini. Acara yang dimulai pukul 15.30 kemarin berakhir sekitar pukul 16.30.
Radar Kediri