"Program KB memang menjadi perhatian serius PKK Kota Kediri. Tak hanya masalah pembatasan jumlah anak, tapi ini menyangkut perencanaan keuangan dan kesejahteraan keluarga,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Dahlia Ishaq. Kamis(19/7) siang lalu, Dahlia Sedang menggelar rapat persiapan kegiatan Ramadan bersama sejumlah pengurus PKK lainnya di kompleks rumah dinas walikota. Begitu disinggung tentang kemenangan PKK Kota Kediri yang mengusulkan Kelurahan Pojok dalam lomba kesatuan gerak PKK KB Kesehatan di Jatim, perempuan berkulit putih itu langsung bersemangat.
Dia lantas mengambil piala dan piagam yang sebelumnya diletakkan di atas meja, pojok ruangan. Dua benda itu diserahkan oleh Gubernur Jatim Soekarwo di gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (11/7) lalu.
Kemenangan PKK kali ini memang sudah disiapkan sejak lama. Bahkan, sejak 2011. Memang, sejak Orde Baru yang menggagas program KB pada 1971 runtuh, PKK Kota Kediri harus bekerja keras lagi untuk mengajak masyarakat agar mau melaksanakan program tersebut.
“Banyak yang tidak berani karena takut,” lanjut istri Walikota dr. Samsul Ashar. Memang, meski program ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, mengajak masyarakat ber-KB tidaklah mudah. Ada banyak mitos yang harus dilawan. Misalnya, KB membuat orang gemuk atau KB akan mengganggu keharmonisan keluarga.
Akan tetapi, PKK Kota Kediri mempunyai resep khusus untuk melawan mitos itu. Yaitu, dengan melakukan pendekatan secara persuasif kepada pasangan usia subur. Semua Forum yang bisa mempertemukan kader PKK dengan masyarakat dimanfaatkan. Mulai forum pengajian, forum pertemuan, hingga forum tak resmi lainnya.
Di setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat, selalu dimanfaatkan untuk memberi penyuluhan tentang pentingnya KB. Untuk memancing kepedulian masyarakat, para kader PKK mempunyai trik khusus. "Mereka tak hanya menjelaskan pentingnva membatasi jumlah anak. Biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi keluarga. Biar mereka terpancing untuk mengatur ekonomi demi kesejahteraan," ujar Dahlia Ishaq.
Tips yang biasanya dipaparkan saat pertemuan posyandu itu membuahkan hasil. Ketua PKK Kelurahan Pojok Putri Ispri Sayura Agustin mengatakan, selama 2012 ini ada 230 peserta KB baru. Itu belum termasuk total 1.411 peserta KB aktif di Kelurahan Pojok. Mereka terdiri dari KB suntik sebanyak 786, lUD 96 perempuan, pil 280, MOW atau tubektomi 136 perempuan, dan MOP atau vasektomi sebanyak 4 orang.
Sejauh ini, kata Putri, PKK memang melibatkan banyak unsur masyarakat dalam program KB. Termasuk kader posyandu balita dan kader posyandu lansia. "Total ada 65 kader,” katanya.
Perempuan 33 tahun ini bersyukur, meski kebanyakan penduduk kelurahan Pojok tinggal di lereng pegunungan, pemahaman mereka terhadap pentingnya KB relatif tinggi. Sehingga, pendekatan yang dilakukan tak terlalu sulit. Setelah beberapa kali disosialisasi, mereka langsung mau untuk ber-KB.
Kondisi itu tentu saja berbeda dengan pendekatan yang harus dilakukan kader lain untuk mengajak masyarakat mau ber-KB. Eka, 53, yang pernah menjadi penyuluh KB pada era 90-an lalu, mengisahkan jika kala itu mereka harus melakukan pendekatan sampai ke rumah. "Harus mau ikut adang (menanak nasi) sampai momong anak untuk melakukan pendekatan. Pokoknya mengikuti kegiatan warga yang akan disosialisasikan," kenang Eka.
Beruntung, perempuan yang sudah pensiun dan sekarang menjadi anggota PKK itu tak mengalami kesulitan serupa sekarang. Dengan rangsangan KB gratis yang diluncurkan Kota Kediri, warga akan dengan sukarela ikut. Tentunya, setelah mereka beberapa kali mendapat sosialisasi dari kader PKK dan penyuluh KB. "Yang paling efektif itu diberi contob. Biasanya saya bilang, ini lho saya KB dan tidak gemuk," lanjut Eka sambil tertawa.
Tahun ini, tak hanya gratis, PKK Kota Kediri juga merangsang masyarakat agar mau ikut KB dengan memberikan sembako. Sehingga, masyarakat mendapat banyak keuntungan. "Mereka bebas memilih jenis KB yang dipakai, gratis, dan masih mendapat sembako. Ini cara agar masyarakat mau ikut program KB.
Radar Kediri