Persiapan DTRKP Kota Kediri Hadapi P2 Adipura

berita |

* Konsentrasi Benahi TPA Klotok

        Menghadapi penilaian tahap II (P2) Adipura, Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri (DTRKP) melakukan penataan dan pemantapan pengelolaan dari hulu hingga hilir. Mulai dari sumber timbunan sampah hingga tempat pembuangan akhir. Mulai dari menggarap kesadaran masyarakat dengan mendirikan bank sampah dari setiap kelurahan hingga pemanfaatan sampah menjadi barang lebih bermanfaat bernilai ekonomis.

        Penilaian tahap II Adipura 2013, menurut rencana akan dilaksanakan dalam minggu-minggu ini. Obyek penilaian meliputi berbagai aspek fisik dan non fisik, bukan hanya kebersihan lingkungan saja melainkan aspek pengorganisasian dan penataan lingkungan kota. Dari titik pantau meliputi jalan-jalan raya, terminal dan stasiun, saluran terbuka, bank sampah dan UDPK, depo/transfer depo, perumahan, hutan kota, TPA, pertokoan, perkantoran, sekolahan, rumah sakit, taman kota dan rumah kompos dan green house.

           Dari berbagai rantai dan tahap pengelolaan sampah tersebut diatas, DTRKP berkonsentrast menata TPA Klotok. Selain tempat ini menyumbang poin terbesar dari penilaian Adipura, TPA Klotok menjadi sangat vital. Karena seluruh produksi sampah Kota Kediri berakhir disini. Oleh karena itu tidak salah jika konsentrasi pembenahan dilakukan disini.

         "Dari segi fisik, TPA Klotok akan dimaksimalkan. Lahan yang ada memang perlu jaga, ditata dan maksimalkan untuk rnenampung sampah yang jumlahnya terus bertambah. Sehingga keberadaan gubuk-gubuk pencari sampah yang jumlahnya mencapai 54 itu kami bersihkan. Sehingga memudahkan kendaraan pengangkut/truk sampah bisa lancar ke TPA Klotok, terutama yang berada di sekitar IPLT limbah cair," Drs Didik Tjalur MM, Kepala DTRKP melalui Kasie Kebersihan, Endang Kartika ST.

            Sebagaimana diketahui, TPA Klotok menjadi tempat mencari rejeki dari sebagian warga Kota Kediri khususnya yang tinggal di sekitar lokasi TPA. Bahkan, mereka bukan hanya dari Dusun Jarakan, Dusun Boro, ada yang berasal dari luar daerah. Jumlah mereka pun bertambah. Jika sebelumnya hanya belasan, kini bertambah 54 gubuk pemulung yang berubah fungsi menjadi bukan hanya tempat istirahat. Gubuk menjadi tempat transit dan menimbun sementara barang-barang rongsokan sebelum di kirim ke pengepul dan juragan barang bekas.

         Keberadaan gubuk-gubuk itu kini menjadi persoalan karena bisa mengganggu akses jalan truk sampah operasional DTRKP Kota Kediri. Apalagi menghadapi penilaian Adipura tahap II ini, tim penilai juga akan melihat aspek sarana dan prasanana. Memang ibarat ada gula ada semut, para pemulung ini karena ada daya tarik 'gula' berupa rejeki di balik tumpukan sampah yang terus menggunung di TPA Klotok. Secara alami ada hubungan simbiosis mutualisme. Hubungan saling mengguntungkan.

            "Karena kita harus menata dan memaksimalkan TPA, Kami membutuhkan sarana yang memadai untuk pembuangan sampah. Sehingga, perlu menertibkan mereka, meski soal penertiban juga menjadi tugas satker lain. Kami akan tetap melakukan pernbinaan dan komunikasi dengan mereka," kata papar Endang.

        Membenahi pemulung dengan menggusur gubuk pemulung bukan berarti tidak memberikan kompensasi. Pihaknya juga rnemberikan sekedar ganti membongkar untuk memindahkan gubuk-gubuk pemulung. "Sebetulnya penataan TPA Klotok untuk kepentingan yang lebih besar, yakni untuk kepentingan Kota Kediri," imbuhnya.

Kediri, Memo