Beban wali murid SMA/SMK di Kota Kediri bakal lebih ringan. Hal ini menyusul instruksi Wali Kota Abdullah Abu Bakar agar sekolah-sekolah itu menurunkan besaran iuran komite pasca kenaikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Hingga kemarin, Abdullah Abu Bakar mengaku, SMA dan SMK masih diperbolehkan menarik iuran komite. Namun dengan batasan maksimal senilai Rp 30 ribu. "Sebenarnya iuran Rp 30 ribu itu sudah murah tapi karena tahun ini dana BOS naik, saya minta SMA dan SMK menurunkan besaran iuran komitenya,” tegasnya dalam sosialisasi penggunaan dana BOS yang berlangsung di aula SMKN 2 Kediri.
Tentang besaran penurunan iuran komite, Abdullah Abu Bakar menyerahkannya ke masing-masing sekolah. Meski demikian, dia meminta agar hal tersebut segera diberlakukan. Sehingga, beban orang tua siswa SMA/SMK di Kota Kediri lebih ringan lagi.
"Masyarakat pasti senang kalau pendidikan di Kota Kediri yang sudah murah ini bisa lebih murah lagi,” terangnya. Adapun untuk SD dan SMP, Abdullah Abu Bakar menyebut, sekolah sudah tidak diperbolehkan lagi memungut. Apalagi jika iuran itu digunakan untuk proses pendidikan dasar. "Kalau untuk ekstrakurikuler sekolah itu merupakan kewenangan komite sekolah," imbuhnya.
Untuk diketahui, besaran BOS mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK tahun ini naik cukup signifikan. Di tingkat SD, setiap siswa yang semula mendapat Rp 580 ribu menjadi Rp 800 ribu. Kemudian di SMP yang semula Rp 710 ribu menjadi Rp 1 juta.
Untuk pelajar SMA yang semula Rp 1 juta menjadi Rp 1,2 juta per siswa. Sedangkan di SMK, yang semula Rp 1 juta naik menjadi Rp 1,5 juta tiap siswa. Di luar BOS, Abu menyebut, pemkot juga memiliki komitmen tinggi di sektor pendidikan.
Tahun ini, dana yang dikucurkan untuk bidang pendidikan mencapai Rp 52 miliar atau sebesar 29 persen dari total APBD Kota Kediri. "Kami tidak main-main berinvestasi di bidang pendidikan. Pendidikan masuk di urutan pertama agar bisa menciptakan generasi Kota Kediri yang unggul,” urainya.
Selain anggaran yang mencapai puluhan miliar itu, Abdullah Abu Bakar meminta, para kepala sekolah (kasek) aktif mencari terobosan untuk kemajuan pendidikan. Wali Kota termuda di Kota Kediri ini meminta agar guru bisa menerapkan komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan cara itu, siswa terbiasa aktif berdiskusi di kelas. "Model mengajar guru menyampaikan materi di papan tulis dan siswa mencatat itu sudah harus diubah. Saya ingin sekolah membantu pemkot meningkatkan daya saing warga Kota Kediri. Itu harus dimulai dari sekolah?," tandasnya sembari meminta sekolah memperbanyak penanaman pohon agar lebih rindang.
Tak hanya murid, Abu juga berharap para guru terus meng up date informasi dan pengetahuan. Termasuk memanfaatkan akses internet. "Semua harus belajar. Minimal sehari satu jam yang junior harus mau mengajari yang senior," pintanya sambil meminta para guru ikut piket kebersihan sekolah bersama siswa.
Khusus penyaluran BOS, Abdullah Abu Bakar mengingatkan, agar kasek berhati-hati. Ini supaya tidak terjadi masalah di belakang hari. Makanya ratusan kepala SD, SMP, SMA dan SMK harus mempelajari petunjuk teknis (juknis) penyalurannya. "Pahami buku ini. Yang pertama harus dibaca dan dicermati adalah larangannya dulu. Baru baca lainnya," canda Abdullah Abu Bakar disambut tawa para kepala sekolah.
Kemarin, sedikitnya 276 kasek, pengawas, dan perwakilan sejumlah satuan kerja (satker) berkumpul di aula SMKN 2 Kediri untuk sosialisasi BOS. Selain perwakilan disdik, dua jaksa dari seksi pidana khusus juga dihadirkan sebagai narasumber.
Atas kehadiran pihak kejaksaan dalam sosialisasi kemarin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto mengatakan, sengaja meminta jaksa menjadi narasumber agar memberi penjelasan gamblang.
"Nanti kepala sekolah lebih memahami aturan. Mana yang boleh dan mana yang tidak sehingga tidak ada lagi kesalahan administrasi," jelasnya. (dikutip dari Radar Kediri)