Walikota Kediri: Budayakan ke Sekolah Bersepeda atau Naik Angkot

berita | 14/07/2016

Kota Kediri, Angka kecelakaan tingkat remaja masih cukup tinggi, hal ini disebabkan kesadaran berkendara anak usia muda masih rendah. Fenomena yang terjadi saat ini masih banyak siswa SMP yang membawa sepeda motor kemudian dititipkan di rumah warga dekat sekolah. Sekolah sudah melarang sepeda motor masuk lingkungan sekolah, sehingga siswa memarkir sepeda motor di tempat yang dekat dengan sekolah.

Jelang pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang dulu lebih dikenal dengan MOS, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menghimbau kepada Kepala Sekolah untuk membudayakan siswanya agar bersepeda atau naik angkot. Saat ditemui di Balai Kota, Mas Abu mengatakan, “Selain untuk mengurangi angka kecelakaan, bersepeda dan naik angkot dapat melatih disiplin untuk tepat waktu sampai di sekolah.”

Siswa SMP sudah jelas tidak memiliki SIM karena usia belum mencukupi sehingga sekolah harus tegas untuk melarang sepeda motor masuk lingkungan sekolah. Sementara siswa SMA sudah dimungkinkan mendapatkan SIM, namun kesadaran mereka untuk berlalulintas dengan baik masih rendah. Untuk itu sekolah tetap harus bisa membudayakan siswanya agar bersepeda. Apalagi jika jarak rumah ke sekolah dekat.

Pemerintah Kota Kediri sudah melakukan beberapa upaya, salah satunya fasilitas angkot gratis. Ditambah lagi tahun ini akan ada bus untuk anak sekolah. Berbagai upaya ini akan sangat efektif jika Kepala Sekolah berperan aktif untuk lebih menggerakkan siswanya agar bersepeda atau naik angkutan umum.

PLS yang akan dilaksanakan serentak pada 18-20 Juli nanti merupakan momentum baik untuk mengenalkan pada siswa kegiatan yang bermanfaat, edukatif, kreatif, dan menyenangkan. Mas Abu menambahkan, “Kepala Sekolah wajib mengenalkan bahwa sekolah itu ramah dan menyenangkan. Tidak ada toleransi terhadap kekerasan, karena aturannya sudah jelas. Potensi dan kecerdasan anak akan terstimulasi jika lingkungan sekolahnya nyaman”.

Dalam pelaksanaan PLS nanti juga tidak diperbolehkan melibatkan siswa senior (kakak kelas), penyelengaraan kegiatan sepenuhnya adalah guru. Hal ini untuk menghindari terjadinya perpeloncoan atau tindak kekerasan lainnya. Walikota juga sudah memerintahkan Dinas Pendidikan untuk dapat melibatkan pejabat di lingkungan Pemkot Kediri serta instansi lain seperti Kepolisian, BNN, TNI, atau tokoh masyarakat untuk dapat memberikan materi agar siswa lebih termotivasi.

“Anak-anak pasti senang kalo kami bisa menjadi guru mereka meski hanya sebentar, biar tidak bosan diajar oleh guru terus” pungkas Walikota yang juga merupakan alumni SMAN 1 Kediri.