Seperti biasa gelaran Kopi Tahu selalu menarik antusias masyarakat untuk duduk bersama Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar untuk 'curhat' tentang permasalahan yang ada di lingkungannya. Ditemani hidangan kopi dan tahu, Jumat (10/3), giliran warga Kelurahan Tosaren menyampaikan unek-uneknya.
Sebelum warga diberi kesempatan untuk menyampaikan permasalahannya terlebih dulu Walikota yang akrab disapa Mas Abu ini menyampaikan beberapa program unggulan Kota Kediri seperti prodamas, english massive (Emas), dan proyek pembangunan yang sedang digarap oleh Pemerintah Kota Kediri.
Mas Abu menuturkan pembangunan di Kota Kediri tidak hanya di pusat kota saja, saat ini di kampung-kampung sudah mulai berbenah dengan Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas). "Program ini sudah mulai diadopsi di tingkat nasional dan bahkan beberapa darah lain. Saya berterimakasih kepada bapak, ibu RW, RT dan seluruh warga yang telah membantu Prodamas yaitu dengan mengembangkan lingkungan kita masing-masing,” tuturnya.
Dengan adanya Prodamas ini, lanjut Mas Abu, pembangunan lebih cepat terselesaikan. "Pembuangan sampah, sumur resapan sampah dan lainnya mulai terselesaikan satu per satu. Mudah-mudahan Prodamas ini bisa terus membantu warga-warga kita,” imbuhnya.
Tidak hanya membangun infrastrukturnya, Mas Abu juga memperbaiki sumber daya manusia melalui kursus bahasa inggris gratis melalui program Emas.
Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, Kota Kediri dengan programnya Emas (English Massive) yaitu les bahasa inggris gratis dan mengajari anak ngomong bahasa inggris dengan metode yang berbeda. “Emas ini sebenarnya untuk membangun sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan dengan anak-anak di Asia Tenggara dan tidak menutup kemungkinan beberapa tahun lagi, anak-anak di Kelurahan Tosaren ini akan bersaing dengan anak-anak di dunia,” ungkap walikota berlatar belakang pengusaha ini.
Selain Prodamas dan juga Emas, Mas Abu juga menyinggung mengenai tiga proyek yang ada di Kota Kediri seperti RSUD Gambiran yang bangunannya sudah berdiri kokoh dan akan digunakan pada tahun ini, Kampus Politeknik Kediri yang bangunannya juga sudah rampung, dan Kampus Universitas Brawijaya yang sedang digarap.
Setelah menyampaikan beberapa program unggulannya, Mas Abu memberikab kesempatan kepada beberapa warga untuk bertanya.
Pertanyaan pertama datang dari Siti warga RT 29 RW 10. "Pak Abu dengan berdirinya banyak universitas di Kota Kediri pastinya memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat. Namun tentunya ada juga dampak negatifnya karena banyak mahasiswa pendatang dari daerah lain. Kalau ada yang bertengkar atau tawuran bagaimana pak ?" tanya Siti.
Mas Abu menjawab bahwa siapapun boleh datang ke Kota Kediri namun harus mengikuti etika yang berlaku di Kota Kediri. "Kalau tidak mau mengikuti etika yang berlaku di Kota Kediri dan membuat keributan bawa saja ke Babinsa atau Babinkamtibmas yang ada di setiap kelurahan," jawab ayah dua anak ini.
Pertanyaan selanjutnya datang dari Indra warga RT 16 RW 6. "Pak Abu saya usul. Bagaimana bila penomoran rumah disini diseragamkan menggunakan logo pemkot. Mungkinkah bisa melalui Prodamas ?" tanya Indra.
Mendengar usul tersebut Mas Abu menyambut baik. "Bisa saja mas. Disini saya berpesan untuk jalan yang belum ada namanya sesegara mungkin dirembugkan," ujarnya.
Permasalahan sampah juga ditanyakan warga pada kopi tahu kali ini. "Mas Abu saya biasa lewat di Jalan Tirtosari. Disitu banyak sampah berserakan yang menganggu keindahan," ujar Juni warga RT 44 RW 16.
Mas Abu mengukapkan bahwa itu semua tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga warga sekitar. "Saya mohon kepedulian njenengan semua mengenai permasalahan sampah. Kami juga membutuhkan kerjasama masyarakat untuk mengatasi masalah sampah yang berserakan ini," ungkapnya.
Mengakhiri kopi tahu malam itu, orang nomor satu di Kota Kediri ini berpesan agar masyarakat berperan aktif dalam pembangunan Kota Kediri. "Saya minta peran aktif njenengan semua. Karna pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh peran aktif masyarakat," pesannya.