Menilik kondisi alam yang potensi bencananya tidak dapat di prediksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menggelar sosialisasi dan simulasi tanggap bencana. Mengambil tempat di bantaran sungai brantas sebelah barat, 85 peserta dari Karang Taruna, Gerakan Pemuda (GP) Anshor dan Banser Kota Kediri dengan antusias menerima materi penolongan pertama dan penyelamatan air (Water Rescue), Minggu (11/2).
Saat menghadiri dalam acara tersebut, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memberikan aspirasi positif terhadap langkah baik yang dilakukan BPBD Kota Kediri. "Saya sampaikan terimakasih, kegiatan yang sangat penting ini bisa terselenggara dengan baik. Sekilas memang kelihatannya tidak penting, tapi di waktu-waktu tertentu yang sifatnya darurat, ilmu dari sini bisa sangat berguna. Tidak hanya saat ada bencana saja, saat ada kecelakaan atau insiden lain yang memerlukan pertolongan pertama pun ilmu yang panjenengan terima bisa digunakan," ujar Walikota yang akrab disapa Mas Abu ini kepada para peserta.
Dengan sosialisasi dan simulasi ini, lanjut Mas Abu, para pemuda khususnya Karang Taruna, GP Anshor dan Banser yang mengikuti sosialisasi menjadi paham terkait langkah yang harus diambil saat ada bencana atau insiden lainnya. "Saya minta, materi yang disampaikan ini panjenengan perhatikan dengan sungguh-sungguh agar nantinya panjenengan benar-benar siap saat ada bencana datang, setidaknya langkah penyelamatan dan pertolongan pertama," ujarnya.
Disampaikannya pula, letak geografis Kota Kediri berada diantara 2 gunung yang biasanya menyebabkan debit air dapat meningkat sewaktu-waktu dan warga diharapkan untuk berhati-hati, terutama penjagaan terhadap anak-anak di area dekat sungai.
Mas Abu berharap saluran air di lingkungan masing-masing warga bisa dijaga dan dibersihkan secara rutin agar aliran air bisa berjalan dengan lancar dan mengurangi potensi terjadinya banjir.
Dalam kesempatan itu pula, Mas Abu sempat mengajukan beberapa pertanyaan kepada para peserta, salah satunya Yusuf, Ketua Ranting GP Anshor Pesantren yang menjawab pertanyaan terkait langkah-langkah dalam menangani orang pingsan. "Pertama-tama kita cari tempat aman dulu dan tempatnya itu yang datar. Kalau sudah, kita posisikan orangnya yang pingsan dalam kondisi telentang. Dagunya diangkat sedikit agar saluran nafasnya bisa terbuka. Kalau masih belum terbuka baru kita kasih nafas buatan," ujarnya.
Dalam acara yang sama, Kepala BPBD Kota Kediri Samsul Bahri menerangkan beberapa titik potensi bencana yang ada di Kota Kediri, diantaranya : Kelurahan Pojok, Dandangan, Balowerti, Ngadirejo, Manisrenggo, Tempurejo dan Ketami yang berpotensi bencana banjir. Untuk potensi bencana tanah longsor ada di Kelurahan Pojok. Kemudian untuk bencana kebakaran, Samsul menyebut umumnya terjadi di wilayah padat penduduk dan sifatnya kebakaran domestik atau kelalaian dan salah penanganan. "Sebenarnya penyebabnya sepele, biasanya ada gas yang bocor dan menyebabkan kebakaran kecil. Tapi karena kepanikan, biasanya disiram menggunakan air dan akhirnya oksigen dalam kandungan air menyebabkan ledakan api dan kebakaran besar terjadi. Titik potensi kebakaran ada di Kelurahan Dandangan, Balowerti, Ngadirejo, Pakelan dan Singonegaran," ujar Samsul.
Lebih lanjut, Samsul menjelaskan untuk menangani kebakaran domestik, warga hanya tinggal mencabut regulator pada tabung gas dan untuk memadamkannya bisa menggunakan karung atau kain yang dibasahi air terlebih dahulu.
Perlu untuk diketahui, sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana ini akan terus diselenggarakan oleh BPBD Kota Kediri untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat serta mengurangi potensi terjadinya bencana. Tidak hanya mendapat materi saja, hari ini para peserta juga diberikan simulasi penanganan langsung terhadap pertolongan pertama dan penyelamatan air.
Turut hadir dalam acara tersebut, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Samsul Bahri beserta anggota, Camat Mojoroto M Ridwan, KH Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab) dan 85 peserta.