Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan Dan SDM Pemerintah Kota Kediri Hero Nusanto menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional di Taman Wisata Pagora, Rabu (1/8). Acara ini dihadiri oleh ratusan anak-anak Kota Kediri. Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 ini mengambil tema Anak Indonesia Gesit, Simpati, Berani, Unggul dan Sehat (Anak Indonesia GENIUS). Peringatan HAN 2018 ini dibuka dengan tampilan tari Sayeg Saeko Proyo. Hadir dalam kegiatan ini Forkopimda Kota Kediri serta Kepala OPD dilingkungan Pemerintah Kota Kediri.
Dalam sambutan Walikota Kediri yang dibacakan Staf Ahli Bidang Kemasyatakatan dan SDM, Hero Nusanto mengatakan peringatan HAN 2018 patut disyukur karena bertepatan dengan HAN tanggal 23 Juli di Kebun Raya Purwodadi, Kota Kediri menjadi salah satu penerima penghargaan Kota Layak Anak tingkat Madya 2018 dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. “Saya berharap penghargaan ini bisa menjadikan kita lebih bersemangat memberikan yang terbaik bagi seluruh anak di Kota Kediri. Jika kita semua kompak dan saling mendukung saya yakin, putra – putri kita dapat menjadi generasi sehat, berkualitas, bahagia, dan berakhlak mulia,” ungkapnya.
Hero melanjutkan, Pemerintah Kota Kediri senantiasa mengupayakan untuk memperhatikan kebutuhan anak. Diantaranya dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi terhadap anak dengan membentuk Satgas PPA. Selain itu, Pemkot Kediri juga meningkatkan pelayanan akta kelahiran pada masyarakat dengan pembuatan akta kelahiran gratis. Masyarakat tidak perlu mengambil ke dispendukcapil, cukup menunggu di rumah karena akta kelahiran akan diantar lewat pos. Jumlah anak di kota kediri ini 83.194 dan yang sudah memiliki akta kelahiran sebesar 80.177. “Ini berarti 96,37% anak di kota kediri sudah memiliki akta kelahiran. Selain itu, pemkot juga melibatkan forum anak dalam kegiatan Musrenbang,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini Hero juga menambahkan. Indonesia akan mendapat bonus demografi selama rentang waktu 2020- 2035, yang mencapai puncaknya pada tahun 2030. Artinya, selama bonus demografi tersebut komposisi penduduk indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif. Untuk hal ini, kita patut bersyukur karena negara-negara maju seperti jepang, kanada, atau negara lain tidak lagi produktif karena kelompok usia produktifnya terus menyusut. “Saya juga mengajak anak – anakku semua, untuk menatap masa depan dengan penuh optimis. Jangan putus asa, terus semangat belajar dan berdo’a, karena ini merupakan modal utama untuk meraih masa depan yang lebih baik,” imbuhnya.
Tidak ada artikel terkait