Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Senin (6/5). Rakor bertema “Sinergi dan Religi untuk Inflasi yang Terkendali” ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi akibat lonjakan harga bahan pokok yang terjadi di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1440 H.
Usai rakor, Abdullah Abu Bakar mengatakan bahwa pada bulan Maret dan April inflasi di Kota Kediri berada diangka 0,36%. Penyumbang inflasi paling besar ada di bahan makanan khususnya bawang putih yang harganya melonjak. Mengantisipasi hal tersebut, TPID Kota Kediri akan segera melakukan operasi pasar. Komoditas yang akan disediakan pada operasi pasar diantaranya, beras, bawang merah, bawang putih, telur dan minyak goreng. “Tidak perlu khawatir kami akan segera melakukan operasi pasar yang sedang dan akan dilakukan. Operasi pasar nantinya akan menstabilkan harga-harga lumayan tinggi khususnya bawang putih. Operasi pasar akan dilakukan pada tanggal 7 hingga 28 Mei bertempat di kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Kediri,” ujar pria yang populer disapa Mas Abu ini.
Walikota muda ini menambahkan selain menggelar operasi pasar, TPID Kota Kediri juga melakukan kerjasama-kerjasama dengan pedagang maupun peternak. Paling penting Ia dan juga TPID akan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bijak dalam berbelanja. “Sebenarnya langkah-langkah yang dilakukan di Kota Kediri sudah cukup masif. Terpenting kita berikan edukasi kepada masyarakat biasanya mereka khawatir akan kekurangan di Bulan Syawal karena banyak toko yang tutup. Dan ketersediaan beras, gula, tepung terigu, minyak goreng semua cukup bahkan lebih,” imbuhnya.
Sementara untuk bawang putih, Mas Abu menjelaskan sudah dipastikan 15.000 ton bawang putih masuk ke Jawa Timur yang akan didistribusikan. TPID Kota Kediri pun juga telah melakukan operasi pasar untuk bawang putih ini. “ Insya Allah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ini akan terjadi penurunan harga bawang putih. Dalam operasi pasar nanti kita akan jadikan satu paket satu kiloan setiap orang tidak boleh lebih dari itu,” jelasnya.
Selain itu, untuk komoditas lain seperti daging ayam, telur, dan bawang merah bila mengalami lojakan harga karena tingginya permintaan tentunya akan menjadikan shock harga. Hal itu akan diintervensi oleh TPID. “Biasanya akan terjadi lonjakan karena banyaknya permintaan. Yang biasanya tidak berjualan akan berjualan pada bulan Ramadan ini. Bila terjadi kenaikan kita sudah kerjasama dengan petani dan peternaknya,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala KPwBI Kediri Musni Hardi mengungkapkan untuk Inflasi di Kota Kediri saat ini masih terkendali. Ini dilihat dari data BPS, untuk mtm sebesar 0,36%, ytd 0,59% dan yoy 1,91%. “Itu sebenarnya angka infasi masih berada dibawah range yang menjadi sasaran nasional yakni 3,5% plus minus 1%. Berarti batas bawahnya 2,5% kita berada diangka 1,91% jadi masih lebih rendah,” ungkapnya.
Musni Hardi menambahkan tentunya berbagai perkembangan daripada komoditas perlu diwaspadai melihat perkembangan inflasi di bulan April mencapai 0,36%. “Kita melihat ada beberapa komoditas pendorong inflasi bulan April yakni bawang putih. Seperti tahun-tahun sebelumnya beberapa komoditas siklus tahunannya cenderung mengalami peningkatan. Untuk itu kita lakukan rakor untuk mengantisipasi hal-hal tersebut,” pungkasnya.
Rapat ini diikuti oleh Ketua BPS Kota Kediri Ellyn T. Brahmana, dan TPID Kota Kediri.