Kota Kediri kedatangan tim verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional tahun 2019. Tim yang diketuai Iwan Nefawan dan Abdul Malik Setia Budi berasal dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang ditugaskan melakukan verifikasi lapangan di Kota Kediri. Serta didampingi tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Kedatangan tim verifikasi Kota Sehat disambut oleh Sekertaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu, bertempat di Ruang Joyoboyo, Selasa (3/9). Dalam kegiatan ini, tim verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional tahun 2019 juga diajak melakukan senam peregangan.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu mengucapkan selamat datang kepada tim verifikator lapang Kota Sehat tingkat nasional. “Mudah-mudahan Kota Kediri membawa kesan tersendiri bagi panjenengan semua. Kota Kediri sudah tiga kali mendapat penghargaan Kota Sehat dengan tataran tertinggi yakni Swastisaba Wistara pada tahun 2011 dan 2013 dengan lima tatanan. Sedangkan pada tahun 2015 dengan enam tatanan,” ujarnya.
Budwi Sunu menjelaskan Pemerintah Kota Kediri berkomitmen untuk mengoptimalkan penyelenggaraan kota sehat dengan beberapa inovasi program. Diantaranya, Prodamas 50 juta per RT per tahun mulai tahun 2015 hingga 2019 dan meningkat menjadi 100 juta per RT per tahun mulai tahun 2020. Layanan home care yang menyediakan layanan kesehatan hingga ke rumah serta ambulance gratis. Pendaftaran kepesertaan JKN atau BPJS seluruh warga Kota Kediri melalui Prodamas untuk menuju Universal Health Coverage (UHC) 2020. Rehabilitasi rumah tidak layak huni sebesar 20 juta per KK. Sekolah gratis SD dan SMP, seragam gratis, kursus bahasa inggris gratis melalui program English Massive (Emass), beasiswa pelajar dan mahasiswa. Bantuan kelayakan hidup bagi warga miskin (BLT). Pemberdayaan koperasi dan UKM melalui penyertaan modal bergulir bunga rendah 4% per tahun. Santunan kematian bagi warga miskin. Untuk kependudukan, terdapat program SEMAR (sedino mari), layanan drive thrue , dan home visit adminduk. Untuk mendukung layanan transportasi dan lalu lintas sehat didukung dengan adanya aplikasi Traker (Transportasi Kediri). Program angkot gratis dan bus gratis bagi pelajar serta mahasiswa dengan penyediaan RASS (Rute Aman Selamat Sekolah) dan Ruang Henti Khusus Kendaraan (RHK) serta jalur khusus sepeda. Manajemen lalu lintas dengan layanan Area Traffic Control System (ATCS). “Jadi inilah inovasi-inovasi yang dilakukan dalam rangka mendukung terwujudnya Kota Sehat. Baik dari tatanan pemukiman sarana dan prasarana umum sehat, tatanan kehidupan sosial yang sehat, tatanan kehidupan masyarakat yang sehat dan mandiri, tatanan tertib lalu lintas dan layanan transportasi, tatanan industri dan perkantoran sehat, serta tatanan ketahanan pangan dan gizi. Nanti tim dari pusat akan melihat kondisi sebenarnya dari apa yang saya sampaikan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional tahun 2019 Iwan Nefawan memberikan apresiasi terhadap program-program Pemerintah Kota Kediri. “Seperti yang disebutkan Bapak Sekda tadi bahwa penghargaan bukan menjadi tujuan utama. Sungguh itu luar biasa. Karena lingkungan sehat menjadi hak rakyat sesuai dengan amanah UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Dengan mewujudkan kota atau kabupaten sehat berarti telah menyediakan hak bagi rakyat,” ujarnya.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Ketua Forum Kota Kediri Sehat (FKKS) Fahrur Rozi beserta anggota FKKS. (dra/sk)