Laporan warga mengenai bau yang muncul dari urukan ledokan pekarangan yang diduga masuk dalam bahan berbahaya dan beracun (B3) di Lingkungan Pagut dan Bulurejo Kelurahan Blabak Kecamatan Pesantren, direspon cepat oleh Pemerintah Kota Kediri. Bau tersebut muncul ketika hujan mengguyur kawasan Kota Kediri. Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar meninjau lokasi tersebut bersama Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana, dan jajaran Kepala OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Rabu (11/12).
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menjelaskan langkah yang diambil Pemerintah Kota Kediri untuk mengurangi dampak dari hal tersebut. Pemerintah Kota Kediri melaporkan ke Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), Provinsi Jawa Timur, dan kepolisian untuk menjelaskan bahwa limbah ini yang menyengat. “Masalah nanti itu lembah berbahaya atau tidak kita masih belum bisa pastikan. Biar nanti ahlinya yang memastikan. Tapi yang jelas ini sangat menyengat baunya dan yang kami khawatirkan limbah ini mengganggu warga,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Mas Abu ini mengungkapkan untuk jangka pendek, Pemerintah Kota Kediri akan menutup dengan terpal dan tanah. Agar nanti ketika terkena air tidak mengeluarkan amoniac dan asap yang mungkin bisa membuat gangguan pernafasan. “Langkah awal itu. Nah untuk masalah yang meruntut mungkin Pak Kapolres yang nanti akan lebih paham,” ungkapnya.
Mas Abu juga menambahkan di Kota Kediri ditemukan sebanyak sepuluh titik dan telah dilakukan pengambilan sampel. Langkah yang akan dilakukan yakni cek air tanah dari Dinas Kesehatan. “Untuk tingkat bahaya dapat diketahui paling cepat limabelas hari dan yang paling lama tiga bulan. Tapi paling tidak langkah awal kita tutupi dulu lah. Agar kalau hujan tidak menyengat. Kita juga akan sosialisasikan bersama Pak Camat dan Pak Lurah bahwa ini tidak boleh. Menguruk harus dengan tanah,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana mengatakan sejauh ini pihaknya telah memeriksa saksi-saksi di lokasi. Tadi juga ada yang sudah menyampaikan ada yang sesak, mengalami mata yang pedih dan sudah kita periksa. “Dan sudah kita tanya-tanya keterangan namun yang paling penting yang saat ini kita lakukan seperti yang sudah disampaikan Pak Wali tadi. Untuk yang nganter sementara identitas sudah ada, saat ini kita sedang proses pencarian yang bersangkutan. Ini melibatkan warga dari kabupaten kediri juga ada. Kemudian dari kota kediri juga ada. Sementara masih ada lima saksi yang kita periksa,” ujarnya.
Kapolresta Kediri AKBP Miko menjelaskan pihaknya dan Pemerintah Kota Kediri dalam jangka waktu dekat ini mengurangi dampak daripada pengaruh limbah tersebut. “Tadi sudah disampaikan Pak Wali kita belum bisa menyebut ini limbah apa namun demikian sampel daripada barang ini sudah diangkut baik dari KLH kemudian dari kami dan melakukan pengujian terhadap kandungan yang ada didalam barang tersebut,” pungkasnya. (dra/sk)