Rapat Terbuka Senat Univeristas Islam Kadiri (Uniska) dalam rangka Wisuda Sarjana ke-34 dan Magister ke-25 bertempat di Gor Jayabaya Kota Kediri. Walikota Kediri beserta Wakil Gubernur Jawa Timur dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia memberikan pesan dan harapannya untuk para wisudawan Uniska pada hari Sabtu (21/12).
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengharapkan agar wisudawan Uniska adaptif terhadap perubahan jaman. Jangan sampai anti terhadap hal-hal baru yang akan terjadi dan yang sudah terjadi, karena tidak mungkin akan melawan suatu perubahan karena perubahan itu adalah suatu keniscayaan.
“Saya yakin wisudawan Uniska ini memiliki ilmu dan agama yang bagus dan pasti kalau keduanya bagus akan menjadi intelektual. Kedepan itu banyak orang yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya, oleh karena itu adaptif adalah kunci yang harus selalu dipegang,” ujar Mas Abu.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan Uniska memiliki komitmen dalam memajukan sumber daya manusia di wilayah Mataraman ini, karena potensi di wilayah Mataraman ini sangat besar untuk maju kedepannya. Dalam bidang ekonomi wilayah Mataraman seperti Kediri, Madiun dan sekitarnya tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam saja namun juga harus ada nilai tambah baik yang sifatnya teknologi, dan juga kreativitas budaya.
“Oleh karena itu, kita berharap dari Uniska bukan hanya kompetensi yang sifatnya teknis saja yang dimiliki tapi juga memiliki _softskill _ . Di Uniska ini ada keseimbangan spriritual untuk memastikan bahwa kita punya sumber daya manusia yang tidak mau mencari keuntungan sendiri tapi mau berkorban untuk kepentingan masyarakat maka masyarakatnya akan menjadi maju,” ujar Emil Dardak.
Kemudian dalam sambutannya Menkopolhukam Mahfud MD mengucapkan selamat dan berharap kepada wisudawan-wisudawati yang telah di wisuda bahwa tidak cukup hanya menjadi sarjana tetapi jadilah intelektual. Karena sarjana dengan intelektual itu berbeda. Sarjana itu lebih menggambarkan kemampuan, keahlian dan logika. Sedangkan intelektual orang yang punya kemampuan logika di bidang ilmunya yang sangat tinggi, terampil, memiliki keahlian tetapi juga memiliki hati, watak dan juga akhlak baik. “Menjadi orang yang memiliki Intelektual itu belum tentu sarjana, tapi seorang sarjana bisa menjadi intelektual,”ujarnya.
Lebih lanjut Mahfud menuturkan orang Indonesia banyak yang pintar namun memiliki akhlak yang kurang baik karena orang tersebut hanya sarjana tapi tidak memiliki intelektual. Sedangkan orang intelektual itu sudah pasti pintar dan juga memiliki tanggung jawab untuk kebaikan masyarakat, untuk pembangunan bangsa dan negara, punya rasa nasionalisme dan juga tidak sembarang menjual keahlian.
“Karena bnyak orang yang sarjana tapi tidak intelektualitas maka dia bisa menjual ilmunya asal mendapat uang, dia bisa buat apapun dengan keahliannya tanpa mempersoalkan itu bahaya atau tidak dan tanpa mempersoalkan apakah merugikan masyarakat atau tidak,” ujar Menkopolhukam.
Untuk diketahui, lulusan dalam wisuda sarjana ke-34 dan magister ke-25 periode 2 Universitas Islam Kadiri, pertama untuk Program Pascasarjana sebanyak 40 wisudawan Magister Manajemen dengan IPK terbaik 3,83, 9 wisudawan Magister Agribisnis dengan IPK terbaik 3,93, 13 wisudawan Magister Hukum dengan IPK terbaik 3,92. Sedangakan untuk program sarjana sebanyak 50 wisudawan
Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK terbaik 3,70, 86 wisudawan Ilmu Hukum dengan IPK terbaik 3,97, 69 wisudawan Agroteknologi dengan IPK terbaik 3,86, 7 wisudawan Peternakan dengan IPK terbaik 3,79, 26 wisudawan Teknik Elektro dengan IPK terbaik 3,64, 119 wisudawan Akuntansi dengan IPK terbaik 3,78, dan 330 wisudawan Manajemen dengan IPK terbaik 3,93.
Hadir dalam acara ini Suprapto Ketua Lembaga Pelayanan Dikti, Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno Komandan Kodim 0809 Kediri, Kolonel Inf. Endra Saputra Komandan Brigif 16 Wira Yuda, Ali Maschan Moesa Rektor Universitas Islam Kadiri, Suparyadi Guru Besar Universitas Islam Kadiri, Dekan dan wisudawan-wisudawati serta orang tua wisudawan. (ast/sk)