Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menjadi narasumber webinar dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya yang bertema Kesiapan Kota Kediri dalam Masa New Normal, Kamis (9/7). Webinar ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Republik Indonesia pada saat kunjungan ke Jawa Timur 25 Juni 2020 lalu yang menyatakan bahwa dalam 2 minggu Jawa Timur harus ada penurunan kasus Covid-19.
Di awal paparannya, Abdullah Abu Bakar Walikota Kediri menjelaskan mengenai Kota Kediri yang sudah berada di zona kuning dengan skor 2,92. Selain itu, Kota Kediri juga terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait protokol kesehatan yang harus terus dijalankan serta beberapa tahapan yang dilakukan Kota Kediri menuju Kota Kediri Produktif dan Aman seperti tahap pra kondisi, tahap timing, tahap prioritas, tahap koordinasi dan tahap monitoring dan evaluasi. “Saya rasa masalah Covid-19 adalah masalah sosial yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja namun juga harus diselesaikan oleh sesama mahkluk sosial jadi secara menyeluruh. Sebenarnya tidak hanya Kota Kediri tapi menyeluruh Jawa Timur dan Indonesia bahkan sedunia. Lalu kami bekerja sama dengan Pemprov juga TNI, Polri, supaya mereka bisa menjalankan kebijkan yang kita punya,”imbuhnya.
Lebih lanjut Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menjelaskan bahwa Kota Kediri juga melakukan pengendalian kegiatan, yaitu dengan menutup sementara beberapa tempat seperti bioskop, tempat hiburan, tempat wisata, dan sebagainya selama pemberlakuan status tanggap darurat Covid-19. Namun tetap membuka tempat prioritas untuk kebutuhan masyarakat seperti pasar, rumah makan dan toko medern tapi harus tetap menjalankan protokol kesehatan.
Di era new normal nantinya Walikota Kediri menuturkan untuk kegiatan pelayanan, perdagangan, pembayaran, ibadah, dan pendidikan Kota Kediri juga sudah mempersiapkan secara baik. “Untuk pelayanan publik di Kota Kediri semuanya sudah online sejak dahulu baik perizinan, pelayanan Dispendukcapil dan layanan surat, ketika ada pandemi yang mengharuskan dirumah saja, masyarakat tetap bisa mengakses sehingga efektivitas pelayanan online di Kota Kediri semakin terasa. Ditambah lagi musrenbang sudah dilakukan secara daring. Lalu untuk kegiatan perdagangan, ada layanan BI Imah (Belanja Instan Dari Rumah) yang memudahkan masyarakat untuk belanja dan dalam pembayarannya bisa menggunakan e-money dan QRIS. Pemkot juga bekerjasama dengan Bukalapak dan Grab agar masyarakat Kota Kediri bisa menjual produknya secara online dan juga membentuk mall UMKM di instagram. Dalam kegiatan keagamaan, Kota Kediri juga memberikan kebijakan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi kapasitas jamaah di tempat ibadah dengan mengatur jarak antar jamaah yang hadir. Serta yang terakhir kegiatan pendidikan, apabila Kota Kediri masih termasuk zona merah, kuning, dan orange melakukan pembelajaran dari rumah atau daring. Namun apabila sudah masuk daerah zona hijau, ada tahapan masa transisi yang harus dilalui,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. dr Atolillah Isfandari, M.Kes dari Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya yang juga sebagai narasumber dalam webinar ini juga memaparkan strategi penanggulangan Covid-19. dr Atolillah menuturkan strategi penanggulangan Covid-19 berbasis rekomendasi WHO yang pertama harus ada kebijakan pergerakan masyarakat dan penguatan aspek epidemologi dan surveillance, termasuk pencatatan dan pelaporan data dan informasi, yang kedua penguatan fasilitas pelayanan kesehatan, melindungi kelompok beresiko, penyusunan dan penguatan protokol kesehatan, minimalisasi resiko penyebaran kasus dan peningkatan peran serta masyarakat.
Di akhir acara webinar ini, Walikota Kediri mengungkapkan harapannya dalam penanganan Covid-19 khususnya di Jawa Timur. “Saya berharap khususnya di Jawa Timur ini kita bisa saling sharing dan kita bisa memiliki perasaan yang sama. Karena saya merasa bahwa kita di Kota Kediri sudah jaga baik-baik tapi kita dapat kasus impor itu tidak ada artinya bagi kita. Jadi saya berharap kasus ini benar-benar ditangani secara holistik tidak hanya bagian-bagian seperti di Kota Kediri. Di Kota Kediri oke alhamdulillah sudah bisa tapi yang mesti kita perhatikan adalah kita mesti menangani ini bersama-sama dan kita punya sudut pandang yang sama jangan berbeda-beda kalau berbeda-beda nanti sana kendor, sini kenceng ini tidak ada artinya karena mereka pun juga akan datang kemari. Orang Kediri pun juga akan datang ke Surabaya, Tulungagung, Kabupaten Kediri atau Sidoarjo pasti seperti itu. Tadi malam ada kasus dari Surabaya dan akhirnya menularkan kepada istrinya yang ada di Kota Kediri. Artinya nampaknya kita sekarang harus bisa duduk bareng lagi. Melihatnya tidak hanya kota atau kabupatennya masing-masing tapi melihatnya Jawa Timur, nanti Ibu Gubernur melihatnya Indonesia. Jadi ini akan membuat kita jauh lebih efektif. Jadi kita mesti menentukan strategi khususnya di Jawa Timur yang mesti diikuti daerah-daerah lain. Kalau sudah seperti itu, kita bisa menekan paling tidak penyebaran Covid-19 ini. Kalau yang sakit pasti pemerintah akan menjamin akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyembuhkannya,” tuturnya.
Dalam webinar yang juga disiarkan secara live di youtube ini, Walikota Kediri didampingi oleh Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima. Sedangkan dari BBTKLPP Surabaya Kepala Balai Rosidi Roslan membuka acara dan Yudied bertindak sebagai moderator.