Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melakukan rapat koordinasi dengan pemangku kepentingan yang menangani Sungai Brantas untuk mencegah terjadinya banjir. Bertempat di Balaikota Kediri, Jumat (5/2).
Hal ini dikarenakan melihat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari ini di seluruh Indonesia. Sehingga mengakibatkan debit aliran air Sungai Brantas meningkat. Perum Jasa Tirta 1 mencatat hari ini debit aliran air Sungai Brantas hingga 750 hingga 800 meter kubik per detik. Pada januari debitnya sempat mencapai 1200 milimeter kubik per detik. Namun karena curah hujan lebih banyak di hilir Sungai Brantas, pada bulan tersebut Kota Kediri belum merasakan dampaknya. Saat ini curah hujan di hulu juga tinggi otomatis berdampak ke Kota Kediri.
Mengingat saluran air yang di tepi sungai saat ini masih belum optimal, maka perlu ditangani secara lintas sektor dengan melibatkan semua pihak yang memiliki kewenangan. Pihak tersebut diantaranya Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Perusahaan Umum Jasa Tirta 1, dan Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (UPT PSDA WS) Brantas. Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak para pawang air ini untuk saling bersinergi dengan Pemerintah Kota Kediri dalam hal menangani permasalahan debit air tinggi di Kota Kediri.
Wali Kota Kediri ke depan berharap dengan adanya rapat koordinasi ini dapat menjadi solusi dan dapat mengurangi resiko seperti kebanjiran. “Saya berharap kita punya pemikiran yang sama, karena Kota Kediri ini selain diuntungkan dengan adanya Sungai Brantas tapi juga ada efeknya. Karena kita itu berada di daerah cekungan jadi kita harus punya sungai-sungai yang lancar alirannya. Dan nanti kita mengecek kondisi di lapangan untuk mengurai semua permasalahan ini,” kata Wali Kota Kediri.
Hasil rapat koordinasi ini menghasilkan beberapa strategi. “Untuk menanggulangi banjir pertama nantinya kita buat outlet di beberapa titik di Kota Kediri tujuannya untuk mempercepat air-air yang mengantri. Saat ini di timur sungai outlet dari drainase sebanyak 5 outlet dan outlet dari sungai sebanyak 4. Kedua, yang harus disepakati bersama adalah memastikan Kali kedak dan Kali Ngampel bisa mengalirkan air dengan lancar. Kita itu juga ada kendala besar yang sudah menahun yaitu banjir di timur rel kereta api Jl.Hasanudin dan Jl. Patimura. Rel kereta api ini yang membuat kediri sering banjir. Karena jembatan-jembatan aliran sungai itu kecil-kecil semua. Jadi jembatannya harus diperbesar. Untuk itu BBWS bisa memberikan rekomendasi dan harus support,” jelas Wali Kota Kediri.
Selain itu, Wali Kota Kediri juga menginstruksikan BPBD Kota Kediri untuk memantau kondisi outlet-outlet di Sungai Brantas menggunakan perahu yang dimiliki. Serta Dinas PUPR diminta melanjutkan proses normalisasi sungai dan drainase Kota Kediri yang sudah berjalan mulai beberapa hari yang lalu.
Hadir pula dalam rapat koordinasi ini Asisten Administrasi Umum Chevy Ning Suyudi, Kepala DLHKP Kota Kediri Didik Catur, Kepala Dinas Perkim Hadi Wahjono, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Lia Parmanti, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Kepala Pelaksana BPBD Indun Munawaroh, Perwakilan Perusahaan Umum Jasa Tirta 1, Perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, dan Perwakilan UPT PSDA WS Brantas.