Keberadaan teknologi, saat ini tidak hanya sekedar ada saja. Perkembangannya mampu memberikan dampak yang cukup besar. Jika tidak bijak, alih-alih mempermudah kehidupan manusia, teknologi justru merugikan penggunanya.
Berangkat dari hal tersebut, Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia meluncurkan sebuah program literasi digital. Dilakukan secara virtual, kegiatan ini diikuti oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia, termasuk Pemerintah Kota Kediri, Kamis, (20/5/2021).
Presiden Republik Indonesia, Jokowi Dodo saat membuka acara yang diikuti oleh 34 Provinsi, 512 Kota dan Kabupaten di Indonesia mengatakan bahwa kejahatan digital seperti perundungan digital, penipuan online, dan sebagainya patut diwaspadai.
"Kejahatan digital yang seringkali muncul di dunia maya, perlu terus kita waspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," Ungkap pria yang akrab disapa Jokowi ini, Kamis, (20/5).
Ia mengatakan perlunya membanjiri ruang digital dengan konten positif "kita harus tingkatkan kecakapan digital untuk masyarakat supaya kita kaya akan konten-konten mendidik," imbuhnya.
Lebih lanjut ia juga mengatakan bahwa keberadaan Internet harus mampu meningkatkan produktifitas masyarakat. Sehingga dengan demikian juga akan berdampak signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tidak berhenti disitu, ia juga mengatakan bahwa literasi digital ini perlu gotong royong dan dukungan penuh dari masyarakat. "Program ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa peran aktif dari masyarakat," tandasnya.
"Semoga gerakan ini terus besar dan mendorong inisitif agar makin cakap menggunakan internet, untuk kegiatan edukatif dan produktif,"pungkasnya.
Sementara itu, Nadiem Makarim mengatakan ada empat pilar utama dalam literasi digital dan cakap berteknologi. "4 pilar tersebut meliputi keamanan digital, etika digital, budaya digital dan ketrampilan digital,"terangnya, Kamis, (20/5).
Menurutnya hal ini dilakukan guna terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi yang memuat hal-hal positif dan berdampak baik terhadap perkembangan sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
Selanjutnya program ini akan dijalankan di 34 provinsi dan 514 kabupaten dan kota di Indonesia, termasuk Kota Kediri. Program ini akan berjalan mulai tahun 2021 hingga 2024.
Adapun program literasi digital ini diluncurkan langsung oleh 4 tokoh penting. Diantaranya Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Samuel A. Pangerapan, Direktorat Jendral APTIKA, Anita Wachid, Wakil Ketua Umum Siberkreasi dan Nicholas Saputra, perwakilan figur publik.
Hal senada juga disampaikan oleh Apip Permana, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri. Ia mengatakan ketrampilan literasi digital sangat penting untuk di kuasai terlebih di era revolusi Industri 4.0.
"Revolusi Industri 4.0 menuntut kita untuk berfikir digital, sebab saat ini semua serba terintegrasi dengan teknologi, jadi betapa pentingnya literasi digital untuk di kuasai," ungkap Apip, saat mengikuti jalannya acara secara Virtual melalui Command Center, Balaikota Kediri, Kamis, (20/5).
Apip juga mengatakan bahwa kecakapan dalam berteknologi dan literasi digital akan membantu kita dalam menkonsumsi berita yang beredar bebas di dunia maya. "Ini juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk menghindari berita hoax atau kabar yang belum jelas kebenarannya,"imbuhnya.
"Saya mendukung upaya dari Kementrian Kominfo Republik Indonesia ini dan saya mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Kediri supaya melek literasi digital dan cakap dalam berteknologi," pungkasnya.