Penemuan candi baru saat ini tengah menjadi trending topic di Kota Kediri. Berada di salah satu puncak bukit di Gunung Klothok, situs baru tersebut ramai dibicarakan sejak proses ekskavasi pertama dimulai, yakni tanggal 7 September 2018 lalu. Selama kurang lebih 9 hari, tim arkeologi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan proses ekskavasi terhadap candi tersebut.
Karena terletak di tengah hutan yang rimbun, situs candi baru ini dulunya diduga sebagai karsyan (ka-resi-an) atau tempat menuntut ilmu keagamaan atau rohani para resi yang melakukan wanasrama pada masa itu. Wanasrama sendiri merujuk pada penyebutan kegiatan para resi yang tinggal di hutan dan bertapa.
Dugaan ini juga diperkuat dengan struktur tubuh candi yang berbentuk seperti altar. Saat ekskavasi, pada bagian tubuh candi tidak ditemukan bilik atau ruang untuk menempatkan arca sebagai pendarmaan atau perwujudan dewa untuk peribadatan.
Sampai dengan selesai proses ekskavasi pertama, pihak BPCB Jawa Timur belum bisa memastikan tahun berdirinya candi tersebut. Namun, tim arkeolog telah menemukan patokan berupa peripih. Peripih ini ditemukan di bagian pojok luar candi yang memiliki kedalaman sama dengan pondasi. Saat ini peripih tersebut tengah diteliti di Trowulan dan nantinya akan menjadi parameter atau indikator tahun pembuatan candi.
Peripih berbentuk periuk bertutup tersebut ditemukan dalam kondisinya sudah pecah dan didalamnya ditemukan uang kepeng berjumlah belasan biji. Selain uang kepeng atau koin gobog cina, abu tulang juga ditemukan dalam situs ini.
Untuk diketahui, peripih merupakan benda-benda yang digunakan sebagai isian wadah pada suatu candi. Wadah tersebut bertutup berbentuk persegi yang memiliki sembilan sampai 25 lubang persegi yang disebut garbhapatra. Peripih umumnya dipendam di dasar (sumuran) candi. Menurut kepercayaan, adanya peripih ini menunjukkan tujuan berdirinya candi dan adanya kehadiran dewa pada candi tersebut.
Dengan ditemukannya candi di kawasan Gunung Klothok, Pemkot Kediri berharap nantinya candi ini bisa menjadi tujuan wisata baru di Kota Kediri. Namun candi tersebut belum dapat dinikmati oleh wisatawan, lantaran ekskavasi lanjutan baru akan dilakukan tahun depan. Tahun ini BPCB Jawa Timur hanya melakukan ekskavasi separo bagian pada candi induk.