Perkembangan industri pariwisata menuntut seumber daya manusia yang berkecimpung di dalamnya harus berpikir kreatif dan inovatif. Jika tidak, alih-alih bertahan malah tenggelam dan tertinggal. Hal ini pula yang harus diperhatikan oleh para pemandu wisata selalu melahirkan inovasi dan kreatifitas dalam membawa tamu-tamunya.
Melihat peluang ini, pagi ini 28/06/19 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (DISBUDPARPORA) berkerja sama dengan provinsi Jawa Timur menyelenggarakan diklat selama tiga hari berturut-turut tentang Pemandu Wisata Sejarah.
Kepala Bidang Pariwisata, DISBUDPARPORA Kota Kediri, saat ditemui di lokasi acara mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan atas dasar adanya dana alokasi khusus dari KEMENPAR untuk pelatihan pemandu wisata, khususnya untuk level dasar.
“Selama setahun ini dilaksanakan selama empat kali” imbuh pria yang akrab disapa Ayub ini.
Lebih lanjut saat Barometer mewawancarai terkait porsi dan peran dari peserta pemandu wisata dan duta wisata Panji-Galuh ia mengungkapkan bahwa pemandu wisata lebih kepada interaksi dengan wisatawan yang ada di tempat wisata, sedang duta wisata Panji-Galuh untuk mempromosikan wisata-wisata sekaligus menjelaskan. “Kedepannya kedua elemen ini akan berjalan berdampingan untuk mengedepankan wisata Kota Kediri” ungkap pria yang belum lama di DISBUDPARPORA Kota Kediri ini.
Peserta pelatihan pemandu wisata sejarah ini terdari dari komunitas sansekerta, pasak, perwakilan kelurahan-kelurahan yang memiliki potensi wisata sejarah. Selain itu dari elemen kepemudaan serta netizen juga turut diundang dalam kegiatan yang diselenggarakan di café titik nol.
Sekretaris DISBUDPARPORA, Endah Rubihastuti, MM mengungkapkan harapan dari terselenggaranya acara ini. Ia mengungkapkan Output yang diharapkan adalah mereka memiliki skill dasar atau teori dasar pemandu wisata. Selain itu ia juga mengharapkan supaya jumlah dari pemandu wisata bisa lebih banyak sehingga bisa membantu mengenalkan potensi daerah Kota Kediri yang lebih ke wisata sejarah dan religi.
Acara ini diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut yang dimulai dari hari ini dengan mendatangkan sejumlah narasumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Balai cagar budaya propinsi (Trowulan), Himpunan Pramuwisata Indonesia, Jawa Timur dan ahli kearifan lokal Kota Kediri.
Kemudian acara ini berlanjut dengan praktek lapangan yang dilaksanakan besok, dan untuk hari minggu akan diselenggarakan evaluasi dan diskusi. (barometer)