Kediri, koranmemo.com- Tren penurunan peserta didik SMP di Kota Kediri sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Jika dilihat dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) paling parah penurunan terjadi pada tahun ajaran 2020/2021. Dari perbandingan antara semester ganjil dan semester genap pada tahun ajaran tersebut siswa SMP menyusut hingga 33,6 persen.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri selama tahun ajaran tersebut banyak mutasi siswa ke luar daerah. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas), Disdik Kota Kediri, Ibnu Qayyim menyebut catatan penurunan siswa SMP di Kota Kediri tidak bisa disimpulkan secara sepihak. “Setiap tahun pasti ada angka putus sekolah. Tapi tingginya penurunan belum tentu karena efek pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa belajar di rumah,” katanya.
Adapun rincian penurunan siswa SMP selama pandemi adalah sebanyak 4.671. Angka tersebut didapat dari perbandingan semester ganjil 2020/2021 sebanyak 13.877 peserta didik dan semester genap 2020/2021 sebanyak 9.206 siswa.
Menurutnya ada penyebab lain yang mengakibatkan siswa SMP di Kota Kediri turun. Salah satunya adalah mutasi sekolah. Menurutnya banyak orang tua yang kembali ke kampung halaman dan membawa anak mereka sekolah di tempat asal karena pandemi.
“Tahun ajaran tersebut saya banyak menandatangani mutasi siswa, kebanyakan karena mengikuti orang tua. Awalnya orang tua bekerja di Kota Kediri tapi karena pandemi mereka kembali ketempat asal masing-masing,” imbuhnya.
Persebaran mutasi pindah keluar menurutnya merata. Tidak hanya di Eks Karesidenan Kediri, tetapi juga ke luar provinsi, seperti ke Jawa Tengah, Jawa Barat, dan provinsi lainnya. “Alasannya karena banyak orang tua pindah kerja atau kehilangan pekerjaan selama pandemi ini. Jadi mengajak anak-anaknya ke tempat asal atau daerah lain untuk bekerja atau mencari kerja,” tukasnya
Sementara itu, di sekolah swasta, SMP PGRI 2, Kepala Sekolah, Sri Rejeki menyebut ada 2 siswa yang ingin berhenti pada tahun ajaran 2020/2021. Tapi sekolah berusaha untuk mempertahankan siswa untuk bersekolah. “Kami mendatangkan orangtua dan memberikan arahan. Kami selalu mencoba agar siswa tidak keluar dari sekolah, demi masa depan anak,” tuturnya.
Namun sayang dari 2 siswa itu 1 harus keluar dengan pernyataan dan 1 dapat dipertahankan. Menurut kepala sekolah, alasan siswa keluar dan tidak melanjutkan sekolah karena membantu orang tua bekerja. Untuk itu, orang tua selalu diberi pemahaman mengenai pentingnya pendidikan anak.
Selain itu di beberapa sekolah dengan siswa kurang dari 60 anak pada seluruh tingkat mengaku tidak ada siswa yang keluar selama tahun ajaran kemarin. Namun diakui jika ada siswa yang bekerja selama belajar di rumah, dan kembali bersekolah ketika mulai pembelajaran tatap muka (PTM). “Ada siswa kami yang bekerja, karena saat itu sekolah daring. Tapi setelah ada tatap muka saya tanya lagi sudah tidak bekerja,” tutupnya.
Berikut ini data penurunan peserta didik dari Dapodik Kemdikbud Ristek selama 3 tahun terakhir :
– Tahun Ajaran 2020/2021
Semester ganjil 13.877
Semester genap 9.206
– Tahun Ajaran 2019/2020
Semester genap 13.892
Semester ganjil 13.941
– Tahun Ajaran 2018/2019
Semester genap 14.440
Semester ganjil 14.517

