Kediri (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kediri dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa, menggelar kegiatan khitan atau sunat massal

Ketua DWP Kota Kediri Novita Bagus Alit di Kota Kediri, Selasa, mengemukakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian sosial anggota DWP kepada masyarakat.

Ia berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Kota Kediri yang telah membantu dan bersinergi untuk mensukseskan kegiatan khitan massal ini.

"Total, ada 36 anak yang mengikuti khitan massal hari ini. Kami berharap kegiatan ini bisa membantu masyarakat dan anak-anak yang dikhitan terhindar dari penyakit dan tumbuh sehat. Jadi di DWP ada beberapa unsur pelaksana dan 36 anak itu dikirimkan oleh setiap unsur DWP," katanya di Kediri, Selasa.

Pihaknya mengungkapkan di DWP Kota Kediri memiliki empat bidang yakni ekonomi, sosial, budaya dan sekretariat.

Setiap tahun, DWP Kota Kediri membuat program kerja dan kegiatan ini merupakan program kerja DWP di bidang sosial budaya, dengan kegiatan khitan massal ini.

Ia menambahkan program kerja bidang sosial budaya juga diagendakan lagi. Namun, bentuk kegiatannya juga masih akan dibahas ke depan, termasuk apakah sama khitan massal atau agenda lainnya.

"Untuk bidang sosial budaya tahun ke depan akan ada program lain lagi. Menyesuaikan kondisi dan rencana kerja kami," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima menambahkan pihaknya mendukung kegiatan DWP Kota Kediri ini dari segi tenaga medis dan obat-obatan.

"Untuk tim medis kami terjunkan sebanyak 15 orang yang melibatkan puskesmas, RS Gambiran dan RS Kilisuci," kata Fauzan.

Ia juga mengatakan, metode khitan massal menggunakan electrical cauter. Dipilihnya metode ini karena memiliki keuntungan yaitu minim pendarahan, lebih praktis serta pengerjaannya lebih nyaman.

"Berbeda dengan metode konvensional yang biasanya memakai pisau sehingga pendarahannya cenderung lama dan pengerjaannya kurang nyaman," ujar dia.

Untuk penyembuhan, Fauzan menjelaskan rasa nyeri akan timbul satu hari setelah biusnya habis.

"Untuk pemulihan biasanya tiga hari bisa lepas perban, kalau untuk sembuh total maksimal dua minggu," kata dia.

Dewi Widiastuti, salah satu perwakilan dari orangtua dari anak yang dikhitan mengaku bersyukur dengan kegiatan ini, karena juga meringankan orang tua. Selain itu, momentum ini ini tepat karena bertepatan dengan libur panjang sekolah.

"Memang saya agendakan untuk liburan panjang kenaikan kelas ini untuk khitan. Kebetulan ditawari juga dan alhamdulillah anaknya mau," kata dia.

Ia juga mengatakan, khitan memang diwajibkan untuk anak laki-laki. Pun demikian dari sisi kesehatan, khitan memang dianjurkan.

"Selain dari segi kesehatan memang bagus untuk anak laki-laki, dari segi agama khitan juga diwajibkan," kata dia.

Dalam kegiatan tersebut juga diserahkan bingkisan untuk peserta khitan. Bingkisan berisi alat sholat, makanan ringan dan keperluan sekolah.